Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LIPI Kembangkan Metode Kristalisasi untuk Mengelola Sampah Medis

Kompas.com - 23/01/2021, 20:01 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 bukan hanya berdampak pada sistem kesehatan, tapi juga pada sistem pengolahan limbah.

Tak bisa dipungkiri, meningkatnya volume pembuangan sampah medis dari aktivitas medis, mulai dari diagnosis medis, pengobatan, hingga penelitian ilmiah juga mengancam lingkungan.

Apalagi, selama pandemi, plastik banyak digunakan sebagai bahan baku APD (Alat Pelindung Diri) berupa masker kesehatan, tutup kepala, sarung tangan, dan sebagainya.

Baca juga: Cegah Pasien Kabur, P2ET LIPI Luncurkan Alat Pengawas Suspek Covid-19

Hal ini menyebabkan peningkatan sampah plastik di lingkungan, yang berpotensi meningkatkan mikroplastik di perairan dan laut.

Deputi bidang Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Agus Haryono mengatakan, penggunaan masker medis pada masyarakat umum semakin meningkat semenjak pandemi Covid-19, sehingga perlu antisipasi limbah masker medis.

Untuk mendaur ulang masker medis, Agus mengungkap, Pusat Penelitian Kimia LIPI telah mengembangkan berbagai metode. Salah satunya metode kristalisasi.

“Metode ini terbilang mudah diterapkan untuk berbagai jenis plastik bahan baku APD seperti polipropilena, polietilena, polistirena, maupun polivinil klorida. Kualitas produk hasil daur ulang terjamin tetap tinggi, karena tidak terdegradasi oleh pemanasan,” kata Agus dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

Sementara itu, Peneliti Pusat Penelitian Kimia LIPI Sunit Suhendra mengungkapkan, bahan sampah medis yang sangat ringan karena mengandung lebih dari satu bahan plastik atau polimer sulit didaur ulang, dengan minimnya metode daur ulang yang ada.

Menurutnya, metode pengolahan sampah plastik yang ada selama ini adalah pembakaran daur ulang, dengan cara pelelehan kembali untuk membentuk granula atau pelet.

Metode ini, menurut Sunit, terkendala proses pengumpulan dan pra pemilahan yang tidak mudah, serta kemungkinan persyaratan sterilisasi sebelum dilakukan langkah-langkah pendaur-ulangan.

Baca juga: Peneliti LIPI: Proyek Jurassic Park di Rinca Tak Bahayakan Habitat Komodo

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com