Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Orang Takut Disuntik Vaksin Covid-19, Fobia Jarum Suntik?

Kompas.com - 10/02/2021, 17:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com- Sejak program vaksinasi Covid-19 dilaksanakan di Indonesia, ternyata banyak orang yang menunjukkan ketakutan atau fobia jarum suntik. Bahkan, tak sedikit tenaga medis yang takut disuntik.

Seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (14/1/2021), ketakutan orang pada jarum suntik adalah hal yang sangat umum.

Seperti dikutip dari CNN, pada tahun 1944, American Psychiatric Association's Diagnostics and Statistical Manual of Health Disorders menyebut fobia jarum suntik dengan DSM-5, yang disebut dengan trypanophobia.

Trypanophobia adalah ketakutan spesifik terhadap darah, suntikan atau cedera.

Dalam studi metanalitik tahun 2018, yang diterbitkan dalam Journal of Advanced Nursing, menunjukkan bahwa ada jutaan orang yang memiliki ketakutan atau fobia pada jarum suntik.

Baca juga: Jutaan Orang Fobia Jarum Suntik, Akankah Jadi Kendala Vaksinasi Covid-19?

 

Lantas, mengapa banyak orang takut jarum suntik?

Biasanya, orang yang memiliki ketakutan pada jarum suntik biasanya akan menunjukkan reaksi kecemasan ringan sampai berat.

Psikolog Anna Surti Ariani mengatakan bahwa tidak semua ketakutan terhadap jarum suntik adalah fobia. Disebut fobia jika ketakutan yang dialami berlebihan, bahkan tidak rasional.

"Misalnya baru mendekat ke Puskesmas untuk vaksin, sudah merasa kesulitan bernapas. Reaksinya juga berlebihan," kata psikolog yang akrab disapa Nina ini kepada Kompas.com, Rabu (10/2/2021).

Nina menjelaskan reaksi berlebihan orang yang takut jarum suntik yang ditunjukkan seperti sesak napas, pingsan, hingga tidak bisa berpikir. Biasanya, ada usaha-usaha untuk menghindari kondisi-kondisi terkait.

Orang dengan fobia jarum suntik akan selalu menghindari penyebutan suntik atau langsung menutup gambar jarum suntik, bahkan menolak ke dokter walaupun sudah sakit keras.

Baca juga: Terpisah 16 Tahun, Kok Bisa Nadya dan Nabila Punya Fobia Sama?

 

Ilustrasi jarum suntik. Amerika Serikat menghadapi krisis kekurangan jarum suntik, sementara saat vaksin corona tersedia, ahli peringatkan vaksinasi Covid-19 dapat terganggu.SHUTTERSTOCK/Mikhail Pankov Ilustrasi jarum suntik. Amerika Serikat menghadapi krisis kekurangan jarum suntik, sementara saat vaksin corona tersedia, ahli peringatkan vaksinasi Covid-19 dapat terganggu.

"Cukup sering penderita fobia pada jarum suntik menolak vaksin, atau bahkan menolak obat hanya karena takut disuntik. Akhirnya melakukan hal-hal lain, misalnya mengajak orang lain menolak vaksin," jelas Nina.

Apabila ada orang takut jarum suntik ini dan entah bersedia atau tidak menerima vaksin Covid-19, Nina menyarankan agar berkonsultasi dengan psikolog klinis atau psikiater.

Nantinya, akan dilakukan pemeriksaan seberapa parah kondisi fobia yang dialami, untuk mengetahui penyebab untuk selanjutnya dilakukan penanganan untuk fobianya.

Sebab, Nina mengatakan memiliki fobia jarum suntik jika tidak ditangani, bisa memberikan berbagai efek membahayakan bagi yang bersangkutan.

Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Jarum Suntik Alat Medis Terbesar yang Pernah Ditemukan

"Antara lain menolak penanganan medis, padahal sudah amat sangat membutuhkan perawatan," kata Nina.

Kendati demikian, Nina menegaskan bahwa menyembuhkan fobia pada jarum suntik bukan hal sederhana.

Tak mengherankan jika banyak penderita fobia ini cenderung banyak yang tidak ingin berusaha menyembuhkan.

"Baru kalau kepentok, dengan kondisi tertentu, terpaksa melakukannya (terapi fobia jarum suntik). Tapi menurut saya, mau sukarela atau terpaksa, tidak masalah untuk melakukan penanganan sampai tuntas," jelas Nina.

Baca juga: AS Kekurangan Jarum Suntik, Imunisasi Vaksin Corona Bisa Terganggu

Nurul, salah satu warga Magetan yang menyumbangkan darah ke PMI Kabupaten Magetan meski takut jarum suntik. Stok darah PMI Kabupaten Magetan menipis sejak pandemi virus corona.Kompas.com/Sukoco Nurul, salah satu warga Magetan yang menyumbangkan darah ke PMI Kabupaten Magetan meski takut jarum suntik. Stok darah PMI Kabupaten Magetan menipis sejak pandemi virus corona.

Orang dewasa banyak takut disuntik

Dr Jeffrey Geller, presiden American Psychiatric Association dan profesor psikiatri di University of Massachusetts Medical School mengatakan sekitar 30 persen orang akan mengalami gangguan kecemasan dalam hidup mereka.

Antara 7 persen dan 9 persen orang di antaranya, memiliki fobia spesifik, seperti gangguan kecemasan atau takut jarum suntik, yang sedikitnya dialami seperempat orang dewasa.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, sekitar 7 persen orang dewasa menghindari imunisasi karena takut disuntik.

Dalam studi yang dipublikasikan dalam Journal of Advanced Nursing, menyebut bahwa ketakutan terhadap jarum suntik diperkirakan terjadi pada 20-50 persen remaja.

Baca juga: Jutaan Orang Fobia Jarum Suntik, Akankah Jadi Kendala Vaksinasi Covid-19?

 

Sedangkan pada orang dewasa muda, fobia jarum suntik ini dialami pada sekitar 20-30 persen. Bahkan sebelum pandemi Covid-19, rasa takut jarum suntik sudah memberikan dampak yang serius.

Padahal, menurut WHO, vaksinasi rutin dapat mengurangi risiko kematian, kecacatan dan penyakit.

Vaksinasi juga telah mengurangi risiko penyakit mematikan, termasuk campak dan difteri. Terlebih lagi dengan ketakutan akan jarum suntik dapat melebihi vaksinasi.

Para ahli khawatir fobia jarum suntik dapat menghambat distribusi vaksin Covid-19 dan program vaksinasi Covid-19 yang serentak dilakukan di seluruh dunia untuk mengatasi dan mengendalikan pandemi virus corona saat ini.

Baca juga: Mengapa Ada Orang yang Luar Biasa Takut terhadap Jarum Suntik?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com