Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson Efektif 66 Persen Hanya dengan Sekali Penyuntikan

Kompas.com - 05/02/2021, 16:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Sumber CNN

Dari hasil tersebut yang didasarkan pada analisis terhadap lebih dari 44.000 peserta di delapan negara, dengan total 468 kasus Covid-19, dan terbagi antara mereka yang menerima vaksin atau plasebo, Johson & Johnson akan segera mempublikasikannya dalam jurnal peer review dan juga mengajukan izin otorisasi penggunaan darurat (EUA) vaksin pada FDA.

Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson akan menjadi perusahaan ketiga yang mencari EUA dari FDA untuk vaksin virus corona.

Sebelumnya vaksin yang dibuat oleh Moderna dan oleh Pfizer - BioNTech telah mendapat EUA dan disahkan FDA pada bulan Desember dan kini diberikan kepada jutaan orang Amerika.

Baca juga: Efektivitas Vaksin Covid-19 66 Persen, Johnson & Johnson Ajukan Izin Penggunaan Darurat

Vaksin mRNA Terbatas

Paul Offit, pakar vaksin di Universitas Pennsylvania dan anggota Komite Penasihat Vaksin dan Produk Biologi Terkait dari FDA, mengatakan, dalam keadaan normal, mungkin tidak ada banyak pasar untuk vaksin yang secara signifikan kurang efektif jika dibandingkan dua lainnya yang sudah ada di pasar.

Tetapi dia menambahkan, bahwa ini bukan waktu yang normal, dengan pandemi yang merajalela dan kekurangan vaksin.

Pfizer dan Moderna sama-sama menggunakan teknologi genetik yang disebut messenger RNA, atau teknologi mRNA.

Sedangkan Johnson & Johnson menggunakan virus flu biasa yang dilemahkan, yang dikenal sebagai adenovirus, untuk membawa instruksi genetik ke dalam tubuh untuk memicu respons kekebalan.

“Dalam kondisi dunia yang lebih baik, kami akan memiliki jumlah yang melimpah dari vaksin messenger RNA ini, Pfizer dan Moderna, dan itu tentu akan menutup kesempatan vaksin yang kurang efektif. Namun masalahnya, kami memiliki jumlah vaksin mRNA yang terbatas," jelas Offit.

Keunggulan Vaksin Johnson & Johnson

Fauci mengatakan, kelebihan vaksin Covid-19 Johnson & Johnson adalah harganya yang kemungkinan tidak mahal, karena cukup menyuntikan satu dosis, dan tidak memiliki persyaratan rantai dingin.

“Itu kelebihan yang cukup bagus," kata Fauci kepada CNN.

Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson, dikatakan Mammen dapat ditoleransi dengan baik, dengan data keamanana yang tidak menunjukkan kasus respons alergi parah yang dikenal sebagai anafilaksis.

Sekitar satu dari 11 mengalami demam, tetapi hanya 0,2% yang menunjukkan respons tingkat 3.

Menurut Fauci, hasilnya akan terlihat lebih baik jika Janssen tidak harus bersaing dengan kemanjuran 94% dan 95% yang terlihat dalam uji coba vaksin Pfizer dan Moderna - meskipun yang terakhir dihitung dari penyakit simptomatik secara keseluruhan, sementara angka referensi Johnson & Johnson hanya kasus sedang dan berat.

"Ini adalah vaksin yang bisa digunakan, terutama di negara berkembang untuk mencegah orang masuk rumah sakit. Ini memiliki kemanjuran yang sangat baik melawan penyakit parah," ujar Fauci.

Baca juga: Bisakah Suntikan Vaksin Covid-19 Dosis 1 dan 2 dari Jenis Berbeda?

AS Memesan 100 Juta Dosis

Tanpa menunggu lama, Pemerintah federal AS telah mengontrak Johnson & Johnson untuk membeli 100 juta dosis vaksin Covid-19 Johnson & Johnson, yang diharapkan tersedia pada bulan Juni mendatang .

Johnson & Johnson mengatakan sedang memproduksi satu miliar dosis di seluruh dunia.

Dan perusahaan telah memproduksi dosis tersebut selama berbulan-bulan, sebagai antisipasi akan mendapatkan otorisasi darurat dari FDA.

Johnson & Johnson berharap dapat mulai mengirimkan produknya sehari setelah mendapat otorisasi itu.

"Harapan saya adalah, menjelang akhir Februari, kita harus memiliki otorisasi penggunaan darurat," kata Mammen.

Selain Johnson & Johnsin, vaksin Covid-19 keempat juga segera bergabung di pasar AS. Novavax yang berbasis di Maryland merilis data awal yang menunjukkan vaksin kandidatnya memiliki kemanjuran 89% dalam uji coba di Inggris.

Sementara AstraZeneca juga sedang bekerja untuk menyelesaikan uji klinis Fase 3 dari vaksinnya.

Baca juga: 3 Pertanyaan Penting Terkait Vaksin Covid-19, Ini Penjelasan Ahli

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com