Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson Efektif 66 Persen Hanya dengan Sekali Penyuntikan

Kompas.com - 05/02/2021, 16:05 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Sumber CNN

KOMPAS.com - Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson sekali suntik terbukti efektif dalam mencegah penyakit Covid-19 dengan gejala sedang dan parah dalam uji klinis global Fase 3.

Bahkan, perusahaan terkait mengumumkan, vaksin ini terbukti 85% efektif mencegah rawat inap dan kematian karena Covid-19.

“Vaksin itu 72% efektif melawan penyakit sedang dan parah di AS," kata perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataan.

Memang vaksin ini berbeda dari Pfizer -BioNTech dan Moderna, mengingat vaksin yang sudah ada di pasaran AS sekitar 95% efektif secara keseluruhan melawan gejala Covid-19, dengan kemanjuran yang bahkan mungkin lebih tinggi terhadap kasus yang parah.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson Mulai Uji Klinis Fase 3

Tetapi para ahli mengatakan, vaksin Johnson & Johnson akan tetap berguna melawan pandemi Covid-19 di Amerika Serikat dan di seluruh dunia.

Melansir CNN, Dr. Anthony Fauci mengatakan, vaksin Johnson & Johnson dan lainnya akan membantu mengurangi stres pada sistem perawatan kesehatan AS.

"Jika kita dapat meredakannya, itu sangat penting - tidak hanya dengan kandidat vaksin ini, tetapi juga vaksin yang lain yang telah mendapatkan EUA," kata Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular.

"Jika Anda dapat mencegah penyakit parah pada sebagian besar individu, itu akan mengurangi begitu banyak stres dan penderitaan, serta kematian manusia."

Johnson& Johnson mengungkap kemanjuran vaksin terhadap penyakit Covid-19 gejala sedang hingga berat di beberapa Negara, yaitu 72% di AS, 66% di Amerika Latin dan 57% di Afrika Selatan. Ini diukur mulai satu bulan setelah penyuntikan.

Di Afrika Selatan, 95% kasus dalam uji coba disebabkan oleh varian yang dikenal sebagai B.1.351, yang dikenal lebih menular dan membawa mutasi yang dapat membuat virus kurang rentan terhadap respons imun antibodi - termasuk antibodi yang dipicu oleh vaksinasi.

Dengan varian itu, kami memiliki perlindungan yang lebih rendah terhadap gejala Covid-19 yang lebih ringan daripada yang kami lakukan di Amerika Serikat, di mana varian virusnya lebih umum," kata Dr. Mathai Mammen, kepala penelitian dan pengembangan global perusahaan, kepada Kepala Medis CNN., koresponden, Dr. Sanjay Gupta.

“Namun demikian, bahkan mereka yang terinfeksi Covid-19 gejala sedang dalam uji klinis, cenderung mengembangkan perjalanan yang lebih ringan dan gejala yang lebih sedikit,” tambahnya.

Tetapi bagi Mammen, hasil utamanya adalah seberapa efektif vaksin itu mencegah penyakit parah - terlepas dari varian atau kelompok umur.

"Di semua geografi, di semua varian, kami melihat 85% perlindungan terhadap penyakit Covid-19 gejala parah,” katanya.

Johnson & Johnson juga menyebut, tren itu meningkat dari waktu ke waktu, dengan tidak ada kasus yang parah pada kelompok yang divaksinasi setelah hari ke-49.

Dari satu bulan setelah suntikan, semua rawat inap dan kematian hanya terjadi di kelompok plasebo.

Baca juga: 6 Vaksin yang Akan Disetujui WHO, dari AstraZeneca hingga Sinovac

Halaman:
Sumber CNN
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com