Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak 4 Pertanyaan yang Belum Terjawab soal Vaksin Covid-19

Kompas.com - 30/01/2021, 17:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

 

"Ini adalah virus yang sangat heterogen dan menghasilkan gejala yang sangat berbeda tergantung pada pasien," kata José Manuel Bautista, profesor di Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler di Universitas Complutense Madrid, di Spanyol.

"Hal yang sama akan terjadi dengan vaksin. Beberapa orang akan memiliki reaksi kekebalan yang sangat kuat yang akan segera mencegah virus berkembang biak di dalamnya. Sementara pada orang lain, tanggapannya tidak akan begitu lengkap dan akan memungkinkan reproduksi dan penularan."

3. Akankah vaksin akan dapat melindungi dari mutasi dan varian baru virus corona?

Ini menjadi salah satu perhatian.

Virus-virus terus bermutasi dan kadang-kadang bermutasi sedemikan rupa sehingga menjadi lebih kebal terhadap vaksin, sehingga perlu dimodifikasi.

Varian-varian virus corona yang diidentifikasi di Afrika Selatan atau Inggris telah menyebar ke negara-negara lain dan bahkan menjadi dominan karena tingkat infeksi yang lebih tinggi.

Moderna mengumumkan pada hari Senin (25/1/2021) bahwa vaksinnya masih efektif terhadap varian Inggris dan Afrika Selatan.

Meski demikian, pihaknya akan mengembangkan jenis baru dari vaksin tambahan yang dapat digunakan untuk meningkatkan perlindungan terhadap varian Afrika Selatan.

Pfizer/BioNTech juga mengklaim vaksin mereka bisa melawan varian baru.

"Demikian pula, harus diperhitungkan bahwa meskipun vaksin yang disetujui sangat efektif, vaksin tersebut tidak 100 persen efektif melawan varian virus apa pun, bahkan yang jenis pertama" kata Dr Badley.

"Perlindungan vaksin akan bergantung pada seberapa berbedanya varian baru dari yang lama," tambah Dr Tang.

Singkatnya, pemerintah dan departemen kesehatan perlu memantau dan mengidentifikasi varian yang muncul untuk menilai apakah penangan yang tersedia akan efektif melawannya.

Baca juga: Vaksin Lemah Bisa Picu Munculnya Mutasi Virus Berbahaya, Kok Bisa?

4. Berapa dosis dan selama periode berapa lama vaksin harus diberikan?

Vaksin Pfizer, Moderna dan Universitas Oxford/AstraZeneca, misalnya, diberikan dalam dua dosis.

Awalnya, berdasarkan bagaimana suntikan diuji dalam uji klinis, orang-orang diberi tahu bahwa mereka akan mendapatkan dosis kedua pada tiga hingga empat minggu setelah yang pertama.

Tetapi pada akhir 2020, Inggris mengumumkan akan memprioritaskan vaksinasi orang sebanyak mungkin dengan dosis pertama dan akan menawarkan yang kedua dalam waktu sampai tiga bulan setelah yang pertama.

Ini memicu perdebatan internasional tentang cara terbaik untuk memvaksinasi, tetapi Pfizer dan sebagian besar komunitas ilmiah dunia lebih suka berpegang pada apa yang telah dibuktikan dalam uji klinis: dosis pertama diberikan, kemudian yang kedua setelah 21 hari.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memutuskan hal ini dan juga merekomendasikan pemberiannya setiap 21 atau 28 hari, meskipun mereka mengakui interval ini dapat diperpanjang hingga maksimal enam minggu dalam kasus luar biasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com