Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IBD, Penyakit Autoimun di Saluran Cerna dari Gejala hingga Komplikasi

Kompas.com - 25/01/2021, 18:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Inflammatory bowel disease (IBD) merupakan penyakit autoimun yang dikenal sebagai peradangan usus kronis.

Penyakit ini bisa mengakibatkan komplikasi hingga kematian bagi penderitanya.

Namun sayangnya, hingga saat ini kesadaran masyarakat akan penyakit IBD masih sangat rendah.

Hal ini terutama karena gejala umum yang sering muncul adalah diare. Namun, masyarakat sulit membedakan diare biasa dan diare karena IDB.

Baca juga: Nokturia: Dampak, Gejala, dan Penyebab Beser Saat Tidur di Malam Hari

Tentang IBD

IBD merupakan sekelompok penyakit autoimun yang ditandai dengan peradangan pada usus kecil dan besar.

Kedua elemen sistem pencernaan tersebut diserang oleh sistem kekebalan tubuh.

IBD ditandai dnegan episode peradangan saluran cerna berulang yang disebabkan oleh respons imun abnormal terhadap mikroflora usus.

IBD beda dengan IBS

Dikatakan Prof. Dr. dr. Murdani Abdullah, Sp.PD-KGEH, dokter spesialis penyakit dalam sekaligus konsultan gastroenterologi hepatologi RSCM FKUI, secara klinis IBD secara keliru sering disamakan dengan irritable bowel syndrome (IBS).

Dalam virtual media seminar bertajuk Waspadai komplikasi dan kematian akibat Inflammatory Bowel Disease (IBD), penyakit autoimun di saluran cerna yang diadakan Rabu (20/1/2021), Murdani menjelaskan bahwa IBD dan IBS adalah dua gangguan pencernaan yang berbeda.

Dia mengakui, kedua jenis penyakit ini dapat membingungkan orang awam.

"Baik IBD maupun IBS dapat menyebabkan sakit perut, kram, dan buang air besar mendesak atau diare," jelas Prof. Murdani.

Kalau IBD merupakan penyakit imun di saluran pencernaan, IBS diklasifikasikan sebagai gangguan fungsional dan tidak menimbulkan peradangan.

"IBD sudah diklasifikasikan sebagai gangguan organik yang disertai dengan kerusakan pada saluran cerna," imbuh dia.

 

IBD tentu lebih berbahaya (dari IBS) karena dapat menyebabkan peradangan yang merusak dan bersifat permanen pada usus.

"Salah satu komplikasi IBD bisa meningkatkan risiko kanker usus besar."

ilustrasi sakit perut, kanker perut, maag, gerdShutterstock/PopTika ilustrasi sakit perut, kanker perut, maag, gerd

Jenis IBD

Pada dasarnya, IBD terbagi menjadi dua tipe, yakni Ulcerative Colitis (UC) dan Crohn's Disease.

Berikut penjelasannya:

1. IBD jenis Ulcerative Colitis (UC)

Ulcerative Colitis (UC) adalah terjadinya peradangan dan luka di sepanjang lapisan superfisial usus besar dan rektum.

Kondisi ini mengakibatkan penderitanya sering merasa nyeri di bagian kiri bawah perut.

Melansir Healthline, rektum adalah bagian dari sistem pencernaan manusia dengan panjang 10 sampai 15 centimeter. Letaknya berada di bagian akhir usus besar yang paling dekat dengan anus.

2. IBD jenis Crohn’s Disease (CD)

Crohn’s Disease (CD) adalah peradangan pada lapisan saluran pencernaan yang lebih dalam.

Penderita CD sering merasa nyeri di bagian kanan bawah perut. Namun, pendarahan dari rektum cenderung lebih jarang terjadi.

Prof. Murdani menambahkan, gejala penyakit radang usus berbeda-beda, tergantung pada
tingkat keparahan peradangan dan lokasi terjadinya peradangan.

 

Ilustrasi diareSHUTTERSTOCK/ Tutatamafilm Ilustrasi diare

"Pada UC dan CD, keduanya memiliki tanda dan gejala umum yang perlu diwaspadai seperti diare, kelelahan, sakit perut dan kram, nafsu makan berkurang, ada darah pada feses, dan penurunan berat badan," jelas Prof. Mardani.

Menurut Mardani, penyebab IBD belum diketahui dengan jelas. Namun yang pasti, IBD disebabkan oleh gangguan sistem kekebalan tubuh.

Selain itu, kesalahan pada diet dan tingkat stres berlebih juga dapat memicu terjadinya IBD.

"Faktor keturunan juga berperan dalam IBD meskipun angka penderitanya sangat sedikit," jelasnya.

Komplikasi IBD

Dalam perkembangannya, IBD yang dibiarkan bisa memperparah kondisi pasien akibat
komplikasi yang ditimbulkan.

Pada UC, penderitanya bisa mengalami:

  • Toxic megalocon atau pembengkakan usus besar yang beracun
  • Perforated colon atau lubang pada usus besar
  • Dehidrasi berat
  • Meningkatkan risiko Kanker Usus Besar

Pada CD, penderitanya bisa mengalami:

  • Bowel obstruction atau penyumbatan usus adalah kondisi pencernaan ketika bahan yang dicerna tidak dapat masuk secara normal melalui usus.
  • Malnutrisi
  • Fistulas
  • Anal fissure atau robekan pada jaringan anus

Baca juga: Psoriasis: Gejala, Komplikasi, Faktor Risiko hingga Terapi Penyakit Kulit Autoimun

Jika kedua jenis IBD ini dibiarkan, keduanya bisa menciptakan komplikasi seperti:

  • Penggumpalan darah
  • Radang kulit, mata, dan sendi
  • Komplikasi lainnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com