Adapun, pengumpulan data itu dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap 11 partisipan pasangan tanpa anak yang telah menikah minimal selama tiga tahun.
Hasil wawancara dianalisis dengan menggunakan Interpretative Phenomenology Analysis (IPA) yang menghasilkan delapan tema, yaitu sebagai berikut.
Miwa berkata, penelitian ini memiliki implikasi teoritis terhadap upaya memahami adanya perubahan cara pandang terhadap perkawinan di Indonesia.
Baca juga: Sains Tunjukkan, Karakter Pasangan Tentukan Kesuksesan dalam Hidup
Sehingga dapat memberikan kontribusi bagi penelitian lebih lanjut terkait dengan perubahan perkawinan sebagai institusi sosial.
"Meskipun kehadiran anak tetap dianggap sebagai satu hal yang penting, namun bukan lagi menjadi tujuan utama dari perkawinan," ujarnya.
Pasangan menikah lebih menekankan pada kualitas hubungan yang memuaskan dan memberikan kebahagiaan bagi diri sendiri dan pasangannya dibandingkan memenuhi harapan sosial.
Dikatakan Miwa, secara praktis penelitian ini berimplikasi pada peningkatan kualitas hidup pasangan yang tidak memiliki anak dengan lebih fokus pada manfaat (reward) yang dimiliki terutama terkait dengan kondisi finansial yang memuaskan, kebebasan dan relasi yang dekat dengan pasangan, serta dukungan dari lingkungan sosial terdekatnya.
Baca juga: Sains Buktikan, Hidup Bahagia dengan Pasangan Memperpanjang Usia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.