Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/12/2020, 18:30 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Baru Jadi Ortu

Waswas soal tumbuh kembang si kecil?

Sigap konsultasi ke dokter anak via Kompas.com

KOMPAS.com - Anak laki-laki dilahirkan dengan tudung kulit atau kulup, yang menutupi kepala penis. Sunat perlu dilakukan untuk mengangkat kulup hingga memperlihatkan ujung penis.

Umumnya sunat dilakukan berdasarkan kepercayaan agama, kepedulian terhadap kebersihan, atau alasan budaya.

Menurut dr. Yessi Eldiyani, Sp.BA, Dokter Spesialis Bedah Anak RS Pondok Indah, tidak usia tertentu yang dipandang optimal untuk melakukan prosedur sunat/ khitan/ sirkumsisi.

“Jika tidak ada masalah atau indikasi medis tertentu, khitan dapat dilakukan kapan saja,” kata dr. Yessi kepada Kompas.com.

Baca juga: Hilangkan Nyeri dan Trauma, Kini Ada Sunat Tanpa Jarum Suntik

dr. Yessi Eldiyani, Sp.BA, Dokter Spesialis Bedah Anak RS Pondok Indahdok. RSPI dr. Yessi Eldiyani, Sp.BA, Dokter Spesialis Bedah Anak RS Pondok Indah

Apalagi, sekarang semakin banyak orangtua yang tak segan membawa anaknya untuk disunat sejak dini. Selain karena adanya indikasi medis, juga untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi saluran kemih.

Lebih lanjut dr. Yessi menjelaskan, manfaat yang didapat dengan sunat yang dilakukan ketika bayi tak jauh berbeda dengan tindakan khitan yang dilakukan ketika anak usia sekolah. Bedanya, penggunaan bius bisa lebih sedikit.

 

Ilustrasi sunat.SHUTTERSTOCK Ilustrasi sunat.

Selain itu, ketika usia bayi, mereka belum terlalu banyak bergerak, sehingga proses penyembuhan pun dapat lebih cepat.

Meski demkian, risiko sunat saat bayi, usia balita, hingga usia sekolah relatif sama.

American Academy of Pediatrics (AAP) mengatakan, bahwa manfaat sunat lebih besar daripada risikonya.

Ada berbagai manfaat sunat untuk kesehatan, berikut tiga di antaranya:

1. Lebih mudah dibersihkan

Sunat memudahkan untuk mencuci penis. Namun, anak laki-laki dengan penis yang belum disunat, dapat diajari untuk mencuci penis secara teratur di bawah kulup.

2. Risiko infeksi saluran kemih menurun

Risiko infeksi saluran kemih lebih rendah. Risiko infeksi ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki yang belum disunat. Infeksi saluran kemih parah di awal kehidupan, dapat menyebabkan masalah ginjal di kemudian hari.

3. Mencegah masalah penis

Ada kalanya, kulup pada penis yang belum disunat, sulit atau tidak mungkin untuk ditarik kembali (phimosis). Ini dapat menyebabkan radang kulup atau kepala penis.

Dr. Yessi menambahkan, apabila saat bayi sudah disunat, maka si kecil tidak perlu disunat lagi ketika usia sekolah atau dewasa.

Baca juga: Sunat, Cegah Infeksi Penyakit dan Mengembalikan Kesuburan

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com