KOMPAS.com- Vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer dan BioNTech telah lebih dulu mengantongi otorisasi penggunaan darurat (EUA) oleh FDA Amerika Serikat (AS).
Kali ini, kandidat vaksin virus corona lainnya, Moderna dilaporkan akan segera mendapat persetujuan darurat dari badan pengawas obat dan makanan AS tersebut.
Seperti dikutip dari BBC News, Jumat (18/12/2020), FDA akan segera mengesahkan vaksin Covid-19 Moderna, yang akan memungkinkan perusahaan ini untuk mulai mengirimkan jutaan dosis.
Para ahli yang mengatakan pada Kamis (17/12/2020), bahwa vaksin Covid-19 yang dikembangkan Moderna memberi manfaat yang lebih besar daripada risikonya bagi mereka yang berusia 18 tahun ke atas.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Moderna Terbukti Beri Kekebalan, Minimal hingga 3 Bulan
Komite yang sama, pada pekan lalu juga mendukung vaksin Pfizer-BioNTech, yang mengarah pada otorisasi untuk penggunaan darurat atau EUA.
Komisaris FDA Stephen Hahn mengatakan lembaganya telah memberi tahu Moderna bahwa mereka akan bekerja cepat untuk mengeluarkan otorisasi penggunaan darurat.
Awal pekan ini, regulator melaporkan bahwa vaksin Moderna aman dan 94 persen efektif.
"Untuk beralih dari rentetan virus sejak Januari sampai memiliki dua vaksin yang tersedia pada Desember adalah pencapaian yang luar biasa," kata Dr James Hildreth, anggota panel ahli dan CEO Meharry Medical College di Tennessee.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Gratis, Pemerintah Pastikan Vaksinasi Sesuai Tahapan
Vaksin virus corona yang dikembangkan Moderna dan Pfizer-BioNTech berbasis messenger RNA (mRNA). Lantas, apa perbedaan vaksin Moderna dan Pfizer?
Vaksin Moderna membutuhkan suhu penyimpanan sekitar minus 20 derajat Celcius, suhu yang mirip dengan freezer biasa, untuk dapat didistribusikan.
Sedangkan, pengiriman vaksin Covid-19 Pfizer membutuhkan suhu mendekati minus 75 derajat Celcius. Hal ini yang membuat logistik untuk distribusi vaksin tersebut menjadi jauh lebih sulit.