Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Chapare di Bolivia, Mematikan tapi Tak Menyebar Semudah Covid-19

Kompas.com - 18/11/2020, 17:30 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis


KOMPAS.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Senin lalu (16/11) mengumumkan munculnya virus hewan yang mematikan dan dapat menyebar di antara manusia.

Virus tersebut diketahui sebagai virus Chapare, yang termasuk dalam keluarga arenavirus. Biasanya, virus ini menyebar ke manusi melalui kontak langsung dengan hewan pengerat yang terinfeksi atau secara tidak langsung melalui urine dan feses hewan pengerat yang terinfeksi.

Virus ini memunculkan gejala demam, sakit perut, muntah, gusi berdarah, ruam kulir, dan nyeri di belakang mata.

Baca juga: Bagaimana Vaksin Membunuh Virus?

Hingga saat ini, ada dua wabah virus Chapare yang dikonfirmasi. Penyakit mirip Ebola ini muncul di pedesaan provinsi Chapare di Bolivia pada 2004 dan kemudian menghilang.

Namun muncul kembali pada 2019 di Provinsi Caranavi, Bolivia, yang kemudian menyebabkan lima orang terjangkit virus tersebut.

Tidak ada wabah aktif Chapare pada tahun 2020, dan bahkan jika terjadi wabah lebih lanjut, menurut para ahli, virus tersebut kemungkinan tidak akan menyebabkan pandemi.

Namun, ada alasan untuk khawatir tentang berita tersebut. Pasalnya, tiga dari lima pasien yang dikonfirmasi dari wabah 2019 adalah petugas kesehatan.

Disebutkan dalam pernyataan CDC, mereka adalah seorang residen medis muda, seorang tenaga medis ambulans, dan ahli gastroenterology. Semuanya tertular Chapare setelah kontak dengan cairan tubuh dari pasien yang terinfeksi. Dan dua dari mereka meninggal.

Baca juga: Infeksi Ulang Covid-19 Meningkat, Ancam Kekebalan pada Virus

 

Ilustrasi tikus.jcehrlich.com Ilustrasi tikus.

Virus Chapere tidak menyebar seluas Covid-19

Melansir Live Scence, menurut Colin Carlson, peneliti Universitas Georgetown yang mempelajari penyakit zoonosis, virus demam berdarah yang seperti Ebola ini jarang menyebar seluas penyakit pernapasan seperti flu atau Covid-19.

Hal itu karena gejala demam berdarah biasanya muncul segera setelah infeksi (berlawanan dengan periode inkubasi penyakit pernapasan yang lebih lama), dan umumnya untuk terinfeksi harus ada kontak langsung dengan cairan tubuh.

Meski demikian, virus ini harus tetap diwaspadai, karena wabah dapat menghancurkan sistem perawatan kesehatan, apalagi jika sejumlah besar pekerja perawatan kesehatan berisiko menjadi sakit setelah merawat pasien yang terinfeksi.

Baca juga: Gen Misterius Ditemukan Tersembunyi dalam Virus Corona Covid-19

Semakin banyak virus muncul

Maria Morales-Betoulle, peneliti Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) yang menangani wabah Chapere 2019 menekankan, bahwa saat ini otoritas kesehatan global bekerja sama secara efektif untuk mengidentifikasi dan melacak penyakit yang muncul.

Carlson menambahkann, virus ini memang termasuk virus mematikan dan ini adalah fakta kehidupan di abad ke-21.

Menurutnya kini semakin umum melihat munculnya penyakit baru yang berpotensi infeksi.

"Dulu, biasanya ada sekitar dua atau lebih virus yang muncul setiap tahun. Hal-hal yang belum pernah kita lihat sebelumnya, kemudian kita lihat untuk pertama kalinya. Dan biasanya sebagian besar dari itu adalah jalan buntu," kata Carlson.

Ia mengakui, bahwa kemunculan penyakit baru juga terus meningkat dalam satu atau dua dekade terakhir - meskipun sulit untuk menyebutkan angka yang tepat pada kenaikannya.

Virus baru sering kali menyebar ke manusia melalui hewan. Tetapi hanya karena virus berpindah dari hewan ke manusia, tidak semua virus akan berpindah ke orang lain.

"Kebanyakan virus ketika mereka berpindah dari satwa liar ke manusia, tidak cukup beradaptasi dengan tubuh manusia, sehingga virus tidak berpindah ke manusia lain," katanya.

Dengan kata lain, virus yang berpindah dari hewan ke manusia, tidak memiliki sifat yang diperlukan untuk berkembang dan menginfeksi manusia lain.

Tetapi, virus yang bersirkulasi pada populasi hewan yang berdekatan dengan manusia – seperti hewan ternak dan tikus – tampaknya memiliki lebih banyak peluang untuk menyebar melalui populasi manusia.

“Dan perubahan iklim serta perusakan habitat mengubah cara hidup hewan liar, membuat satwa liar semakin sakit dan mengubah hubungan antara manusia dan alam. Itu juga membuat lebih banyak orang melakukan kontak dengan virus yang awalnya berada jauh,” jelas Carlson.

Ilmuwan dan masyarakat cenderung menganggap penyakit hemoragik mematikan, seperti di Afrika atau Asia Selatan, kata Carlson. Tapi kasus Chapare menunjukkan bahwa mereka bisa muncul di mana saja di dunia.

"Kenyataannya adalah virus hemoragik atau demam berdarah ada di mana-mana, spesies yang membawanya ada di mana-mana, dan kita belum pernah mengalami masalah seperti ini," katanya.

Sebenarnya, virus yang pada akhirnya menjadi penyakit menular utama, cenderung telah melakukan beberapa serangan pada populasi manusia selama beberapa dekade, sebelum benar-benar menyebar.

Kabar baiknya, kata Carlson, dunia tampaknya menjadi lebih baik dalam mengenali wabah saat mereka muncul.

Baca juga: Mutasi Virus Corona D614G Lebih Menular, tetapi Mudah Dimatikan Vaksin

 

Ilustrasi virus corona, penularan Covid-19 di transportasi umumShutterstock Ilustrasi virus corona, penularan Covid-19 di transportasi umum

Tidak akan menjadi pandemi

Morales-Betoulle dan Carlson menekankan, saat ini orang tidak perlu khawatir, karena wabah Chapare tidak akan menjadi pandemi sebesar Covid-19 dalam waktu dekat, bahkan di Bolivia.

Tidak ada kasus manusia yang diketahui saat ini, dan demam berdarah - tidak memiliki periode asimtomatik dalam waktu lama seperti pada Covid-19 atau kemampuan untuk menyebar melalui udara – karena virus Chapare tidak menyebar dengan mudah.

Menurut Carlson, ada satu kekhawatiran, bahwa efek merusak dari Covid-19 pada sistem perawatan kesehatan, dan kesehatan populasi global, membuat manusia akan lebih rentan terhadap virus lain.

“Tapi, orang bisa melindungi diri mereka sendiri. Penyakit yang ditularkan hewan pengerat adalah risiko di seluruh dunia,” kata Morales-Betoulle.

Dia merekomendasikan orang-orang untuk mengikuti pedoman CDC, yaitu menghindari kontak dengan vektor penyakit kecil, dengan beberapa langkah seperti menutup lubang di dalam dan di luar rumah, memasang perangkap untuk hewan pengerat, memusnahkan populasinya dan membersihkan sumber makanan dan tempat bersarang hewan pengerat.

Baca juga: Sering Dialami Korban Banjir, Apa Itu Penyakit Kencing Tikus?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com