Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Merekonstruksi Otak Dinosaurus Tertua di Dunia, Seperti Apa?

Kompas.com - 05/11/2020, 12:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Pada tahun 2015, paleontolog dari Universidade Federal de Santa Maria, Brasil, Dr. Rodrigo Temp Müller, menemukan kerangka yang terawat sangat baik.

Fosil tersebut berusia 233 juta tahun dan berasal dari periode Trias.

Menariknya, tak hanya kerangka yang terawetkan, fosil milik dinosaurus karnivora kecil bernama Buriolestes schultzi juga punya tempurung otak yang masih dalam kondisi baik.

Baca juga: Peneliti Ungkap Fosil Kloaka, Beri Petunjuk Bagaimana Dinosaurus Kawin

Tentu saja temuan yang telah dipublikasikan dalam Journal of Anatomy ini. menjadi secercah harapan dalam upaya mempelajari spesies yang telah punah tersebut. Pasalnya jaringan lunak, seperti otak, biasanya tak akan bertahan lama.

Dan kini peneliti telah berhasil merekontruksi otak dari salah satu dinosaurus tertua di dunia tersebut.

Seperti dikutip dari Phys, Rabu (4/11/2020) dari rekonstruksi otak, peneliti menemukan jika otak Buriolestes schultzi relatif kecil dan hanya memiliki berat sekitar 1,5 gram, sedikit lebih ringan dari kacang polong.

Bentuknya juga primitif, menyerupai morfologi umum otak buaya. Selain itu, adanya struktur yang berkembang dengan baik di otak kecil menunjukkan kemampuan untuk melacak mangsa yang bergerak.

Sebaliknya, indra penciuman tidak terlalu tajam. Oleh karena itu kemungkinan Buriolestes schultzi berburu dan melacak mangsa berdasarkan kemampuan pengelihatan daripada indra penciumannya.

Baca juga: Pertama Kali, Ahli Temukan Bayi Dinosaurus T-Rex

Terlepas dari perilaku makan karnivora tersebut, Buriolestes schultzi termasuk dalam garis keturunan sauropoda yang merupakan herbivora raksasa dan berleher panjang.

Namun Buriolestes schultzi dianggap sebagai anggota paling awal dari garis keturunan sauropoda.

Jadi rekonstruksi otak ini pun memungkinkan para peneliti menganalisi evolusi otak dari garis keturunan yang mengesankan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com