Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obat Kumur Dapat Membunuh Virus Corona, Benarkah?

Kompas.com - 25/10/2020, 20:10 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Berbagai cara dilakukan untuk menjaga diri dari serangan virus corona, termasuk melindungi area mulut dengan obat kumur.

Banyak orang meyakini, obat kumur dapat membantu membunuh kuman dan virus yang ada di sekitar mulut. Tapi, benarkah demikian?

Melansir Live Science (21/10/2020), para peneliti melakukan eksperimen yang dilakukan di laboratorium, menggunakan sel manusia yang dikultur dalam larutan.

Jadi, pada penelitian ini, para penelit tidak menguji langsung pada orang-orang, bagaimana efek penggunaan produk seperti obat kumur pada virus corona.

Selain itu, perlu dicatat bahwa para ilmuwan dalam penelitian ini menggunakan bentuk virus corona yang disebut HCoV ? 229e - bukan SARS-CoV – 2, yang merupakan virus corona spesifik penyebab Covid-19.

Baca juga: 5 Hal yang Membuat Virus Corona SARS-CoV-2 Sangat Mematikan

Namun menurut peneliti, kedua virus tersebut secara genetik serupa, sehingga hasil eksperimen diharapkan sama.

Sementara itu, otoritas kesehatan masih berusaha untuk menghilangkan kesalahpahaman terkait pertahanan virus corona.

Banyak ilmuwan yang menyerukan agar ada lebih banyak penelitian yang menyelidiki, bagaimana produk seperti obat kumur dapat berinteraksi dengan dan menonaktifkan SARS-CoV-2, karena adanya bahan kimia yang diketahui mengganggu selaput virus.

Untuk memeriksa hal ini, tim dari Penn State University mengekspos sel hati manusia dalam kultur dengan larutan campuran yang mengandung HCoV-229e, baik itu pada obat kumur, semprotan hidung, atau sampo bayi yang diencerkan hingga 1 persen.

Hasil pengujian mengungkap, bahwa semua produk tersebut efektif dalam menonaktifkan virus, meskipun tingkat efektivitasnya bervariasi di antara setiap produk, dan tergantung pada berapa lama produk tersebut bersentuhan dengan virus.

"Dengan waktu kontak 1 hingga 2 menit, larutan sampo bayi 1 persen mampu menonaktifkan lebih dari 99 persen hingga 99,9 persen virus atau lebih," tulis para peneliti dalam makalah mereka.

Baca juga: 15 Masalah Kesehatan yang Bisa Memperparah Gejala Virus Corona

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com