Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan: Kelelawar Tak Seharusnya Disalahkan karena Covid-19, Ini Alasannya

Kompas.com - 14/10/2020, 17:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Editor

Kampanye itu dilakukan untuk menghilangkan ketakutan dan mitos yang tidak mendasar tentang mamalia terbang ini yang mengancam konservasi. Berikut fakta tentang kelelawar yang perlu diketahui.

  • Kelelawar merupakan satu-satunya mamalia yang mampu terbang.
  • Kelelawar pemakan serangga memberikan keuntungan bagi petani di Amerika Serikat, sebab menghemat 3,7 miliar dolar AS dengan mengurangi kerusakan alam.
  • Ada lebih dari 500 spesies tumbuhan bergantung pada kelelawar untuk penyerbukan.
  • Kelelawar berada dalam kondisi terancam yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat perusakan habitat, perubahan iklim, perburuan dan tekanan lain.

Asal muasal virus yang menyebabkan pandemi Covid-19 saat ini, masih belum diketahui secara pasti. Namun, sebagian besar ilmuwan telah sepakat bahwa virus menyeberang ke manusia dari spesies-spesies hewan, yang kemungkinan besar kelelawar.

Kendati demikian, bukan berarti kelelawar harus disalahkan atas bencana kesehatan ini. Sebab, campur tangan manusia juga semakin meningkat terhadap makhluk-makhluk ini yang kemudian menjadi akar masalahnya.

Kebanyakan wabah penyakit yang muncul dikaitkan dengan kerusakan alam oleh manusia.

Baca juga: Tak Hanya Kelelawar, Potensi Penyebaran Virus Corona juga Ada pada Tikus

 

Di mana saat hutan atau padang rumput dihancurkan untuk peternakan, atau pertanian, atau apapun, hewan liar dipaksa semakin dekat dengan manusia dan ternak. Hal inilah yang memberi kesempatan bagi virus untuk melompat.

"Tidak dapat disangkal bahwa kelelawar, seperti banyak kelompok hewan lainnya, mendatangkan risiko nyata sebagai inang penyakit yang berpotensi berbahaya," kata Ricardo Rocha dari Universitas Porto, Portugal.

Para ilmuwan memperkirakan, tiga dari empat penyakit menular baru pada manusia berasal dari hewan. Peringatan soal bahaya tersebut telah ada sejak tahun 2002, ketika penyakit misterius seperti SARS muncul di China.

Pada tahun 2017, para peneliti mengidentifikasi koloni kelelawar tapal kuda yang hidup di gua-gua terpencil di Provinsi Yunnan yang ternyata menyimpan potongan genetik virus SARS manusia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com