Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/10/2020, 16:03 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

Baru Jadi Ortu

Waswas soal tumbuh kembang si kecil?

Sigap konsultasi ke dokter anak via Kompas.com

KOMPAS.com - Setiap anak berbeda dengan anak lainnya, termasuk dalam hal makan. Apalagi, kebiasaan makan pada anak memang sulit diprediksi.

Ada kalanya mereka tak tertarik untuk makan, ada kalanya mereka hanya ingin makan satu jenis makanan tertentu.

Anak susah makan seringkali membuat orangtua cemas, karena khawatir nutrisinya tidak terpenuhi.

Baca juga: Mengapa Anak Susah Makan Sayur dan Buah?

Dokter Spedialis Anak RS Pondok Indah, Dr. dr. Matheus Tatang Puspanjono, Sp.A , M.Klinik menjelaskan enam penyebab anak susah makan, sebagai berikut:

1. Kebiasaan makan yang sulit diprediksi

Terkadang, ada masa ketika anak ingin makan, namun pada minggu berikutnya anak tidak ingin menyentuh makanan yang disukainya minggu kemarin.

Selain itu, kebiasaan makan tidak sehat lainnya yang dapat memicu anak balita susah makan adalah mengemil pada jeda waktu makan.

2. Anak terlalu banyak minum jus dan minuman manis lainnya

Minum manis akan menambah energi anak. Tapi, ketika anak kurang gerak, maka energinya tidak terbakar, sehingga membuatnya kurang merasa lapar.

3. Sensitif atau alergi terhadap makanan tertentu

Ada kondisi yang membuat anak menjadi sensitif terhadap makanan tertentu, seperti celiac, yaitu rekasi terhadap protein dan gluten di dalam tubuh dan membuat anak tidak nyaman bahkan sampai merasa sakit saat mengonsumsi makanan tertentu.

4. Picky eater atau pemilih makanan

Balita pada umumnya suka pilih-pilih makanan atau picky eater. Kondisi ini terbilang normal pada sebagian balita.

Ketika menghadapi kondisi ini, berikan anak pilihan makanan bernutrisi yang beragam dan biarkan ia memilih makanan yang ingin dikonsumsi.

5. Memakasakan makanan tertentu

Orangtua mungkin ingin mengenalkan makanan baru di tengah camilan favorit anak, tapi ketika anak menolaknya, biarkan si kecil tetap menikmati camilan favoritnya.

Hindari memaksa si kecil untuk mengonsumsi makanan tertentu. Hal ini justru dapat membuat anak trauma dan akan menimbulkan masalah baru.

6. Anak memiliki beberapa masalah kesehatan

Orang dewasa sering mengeluhkan tidak nafsu makan ketika tubuhnya sedang tidak sehat, begitu juga dengan anak. Beberapa masalah yang membuat anak balita susah makan adalah masalah kesehatan, seperti:

- Radang tenggorokan
- Ruam kulit
- Demam
- Sariawan
- Sembelit
- Kekurangan zat besi
- Infeksi saluran kemih
- Anemia
- Flu
- Sakit perut

Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: Bayi Rewel karena Biang Keringat, Harus Apa?

Lebih lanjut Tatang juga menjelaskan beberapa cara yang bisa dilakukan sebagai langkah awal mengatasi anak balita susah makan. Berikut di antaranya:

1. Membuat jadwal makan yang tepat

Menentukan jam makan sangat penting untuk anak balita. Hal ini dilakukan agar ia mengerti konsep lapar dan haus, sehingga nutrisi dan gizinya dapat tetap terpenuhi.

Apabila jadwal yang Anda buat mulai tidak berjalan sebagaimana mestinya. Berikut tips yang dapat dicoba untuk mengembalikannya:

Memberi tahu anak soal jam makan

“Sekitar 5 – 10 menit sebelum jam makan, beritahu si kecil bahwa sebentar lagi sudah masuk waktu makan,” kata Tatang.

Anak-anak mungkin akan kelelahan setelah beraktivitas, akibatnya mereka akan malas makan dan lebih memilih untuk istirahat.

Membuat pemberitahuan menjelang waktu makan memberikan anak waktu untuk menenangkan diri sebelum makan dan bersiap-siap.

Mengenalkan anak dengan rutinitas sehari-hari

Usia dua tahun ke atas, anak sudah mengerti tentang rutinitas sehari-hari. Jam berapa ia bangun, makan, tidur, dan bermain.

Anak akan merasa lebih nyaman dengan rutinitas dan jadwal yang bisa ia prediksi, jadi buatlah waktu makan yang teratur

Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: Benarkah Cegukan Baik untuk Perkembangan Otak Bayi?

2. Menjadikan makan menjadi sesi yang menyenangkan

Ciptakan suasana menyenangkan ketika sedang makan. Kalau suasana makan menyenangkan dan nyaman, anak akan menantikan waktu makan bersama keluarga. Ini bisa meminimalisir kemungkinan anak susah makan.

“Hindari amarah ketika sedang makan, yang dapat memicu trauma pada anak,” ujar Tatang.

3. Atur ekspektasi

Hindari menyimpan harapan terlalu besar. Wajar jika anak belum dapat mematuhi semua ‘aturan’ yang sudah dibuat.

“Misalnya, hindari memaksa si kecil yang masih berumur 3 tahun untuk menggunakan alat makan yang benar. Bagi sebagian anak, beberapa makanan mungkin lebih mudah dilahap langsung dengan tangan dibanding makan dengan sendok, jadi biarkan ia melakukannya,” jelas Tatang.

4. Memberi camilan sehat

Setiap harinya, si kecil harus memenuhi pola makan 3 kali sehari dan makan selingan sebanyak 2 kali.

Hal ini karena anak balita usia 2-5 tahun biasanya tidak makan secara cukup pada satu waktu, sehingga memerlukan camilan sebagai pelengkap makan sampai waktu makan berikutnya tiba.

Berikan si kecil camilan sehat di antara jam makannya, seperti keju, yogurt, potongan buah, irisan daging, atau biskuit gandum yang dilapisi selai kacang. Cara ini bisa dilakukan untuk membantu memenuhi nutrisi saat anak susah makan.

Namun, perlu diingat untuk membatasi porsinya agar tidak terlalu banyak. Selain itu, hindari memberikan camilan sesaat sebelum waktu makan tiba.

Pasalnya, hal ini dapat membuat anak merasa kenyang lebih dulu. Keadaan perut kosong adalah saat yang tepat untuk memberi makan si kecil.

“Bagaimana bila anak melewati satu waktu makan? Anda dapat memberikan camilan sehat beberapa jam setelahnya. Penggunaan cara ini, membuat ibu dapat memastikan si kecil tidak kelaparan terlalu lama atau memiliki masalah pola makan,” ujar Tatang.

Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: Ibu Menyusui Tak Boleh Makan Kol dan Brokoli?

 

5. Fleksibel dengan menu makanan

Memberikan menu makanan pada anak balita memang tidak mudah, sehingga ibu perlu fleksibel dalam proses memasak.

Jika balita Anda susah makan sayur, sesekali Anda mungkin dapat menghancurkan sayur dan mencampurkannya menjadi bistik sapi dengan cita rasa manis yang sering disukai anak-anak.

Tatang mengatakan, ketika si kecil sedang tidak ingin makan nasi, orangtua bisa memberikan karbohidrat lain seperti membuat mie tek-tek atau spageti carbonara yang rasanya gurih.

“Untuk memudahkan, orangtua dapat membuat daftar makanan yang si kecil sukai dengan menanyakan langsung padanya. Libatkan anak dalam proses pemilihan menu dan bahan masakan agar si kecil memiliki perasaan senang dengan makanannya,” ujarnya.

6. Memasak bersama anak

Jangan bayangkan proses memasak yang akan berantakan, tetepi manfaat dibalik proses itu.

Memasak menjadi salah satu cara agar si kecil suka makan, karena dengan memasak bersama si kecil anak memiliki kesempatan untuk:

Membangun keterampilan dasar

Proses memasak berkutat dengan takaran saji makanan tertentu, misalnya, beras, telur, dan tepung.

Aktivitas ini dapat membuat anak belajar menghitung jumlah sederhana. Ketika Anda membaca resep masakan bersama si kecil juga menjadi cara mengenalkan kata baru padanya. Ini juga dapat melatih keterampilan pendengaran anak.

Anak mencoba hal baru

Saat si kecil berusia 2-5 tahun, ia sedang senang mencoba hal baru. Ketika Anda membawanya ke dapur, ia akan belajar untuk membuka diri pada hal baru. Ia akan melihat proses memasak dan menu makanan yang sebelumnya belum pernah dicobanya.

Meningkatkan percaya diri

Ketika si kecil mengambil bahan sesuai keinginannya, itu adalah salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan diri anak.

Libatkan anak dalam pembuatan makanan, sehingga ia merasa dibutuhkan dan penting dalam peran memasak.

Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: Bayi Rewel karena Biang Keringat, Harus Apa?

7. Membuat tampilan menu lebih seru

Berikan makanan sehat dan lezat dengan tampilan yang menggugah selera makan si kecil. Ingat, tetap perhatikan porsi makan anak sesuai dengan usianya.

Menurut Tatang, anak berusia 2 tahun seharusnya menerima masing-masing 2 sendok makan sayur, nasi, dan daging. Jika anak masih lapar, Anda dapat menambahkan porsinya.

Selain itu, hindari memaksa anak untuk menghabiskan seluruh makanannya, agar tidak terjadi trauma. Saat mereka sudah merasa kenyang, perbolehkan si kecil untuk menghentikan makan.

“Meski sering mengganggu dan membuat cemas, kebiasaan susah makan ini tidak perlu dikhawatirkan karena sering dialami oleh setiap anak,” ujarnya.

Namun bila kebiasaan anak susah makan berlangsung terlalu lama, segera konsultasikan ke dokter spesialis anak, agar asupan nutrisi si kecil tidak terganggu.

Baca juga: Seri Baru Jadi Ortu: Apakah Musik Klasik Membuat Bayi Lebih Pintar?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com