Setelah proses pembuahan selesai, pejantan akan pergi dan menyambut betina yang lain.
Sementara itu betina yang ditinggalkan, akan menggunakan paket sperma untuk membuahi ribuan telur, yang akan dia bawa di bawah ekornya selama sekitar satu tahun sampai larva menetas.
Sayangnya, reproduksi lobster rupanya terancam oleh perubahan iklim.
Menurut Diane Cowan, pendiri Lobster Conservancy, perubahan iklim mengancam proses melahirkan bayi - bayi lobster tersebut.
"Saat air hangat, lobster menggunakan energinya untuk tumbuh, ketika suhu air musim dingin menjadi 30 fahrenheit (minus 1 derajat celcius) mereka akan menggunakan energi itu untuk membuat telur dan sperma," tutur Cowan.
Jika perubahan iklim memperpendek periode suhu dingin, maka lobster akan menghasilkan lebih sedikit gamet.
Tetapi jika terlalu hangat, mereka tidak akan menghasilkan apapun. Tidak akan ada telur, sehingga tidak akan ada sperma, maka tidak akan ada lobster.
Baca juga: Serba Serbi Hewan: Alasan Lobster Berubah Jadi Merah saat Dimasak
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.