KOMPAS.com - Menjadi pelupa atau pikun ternyata bukan hanya karena usia yang sudah lanjut.
Tapi, kepikunan atau disebut juga demensia alzheimer ini dapat terjadi pada orang-orang di usia muda, sekalipun jika memiliki faktor risiko sebagai pemicu kepikunan itu terjadi.
Mengingat Demensia alzheimer adalah gangguan atau perubahan genetik dan protein di otak yang dapat menjadi penyebab utama ketidakmampuan serta ketergantungan lansia terhadap orang lain.
Baca juga: Sering Lupa? Begini Cara Mudah Meningkatkan Ingatan Anda
Namun, Ketua Studi Neurobehavior Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) dr Astuti SpS(K) mengatakan, sebenarnya faktor-faktor risiko demensia alzheimer ini ada yang dapat dibenahi atau dimodifikasi.
Penyakit demensia alzheimer memiliki faktor risiko yang dimodifikasi, di antaranya sebagai berikut:
- Penyakit vaskular
- Hipertensi
- Metabolik
- Diabetes
- Dislipidemia
- Pasca cedera kepala
- Depresi
- Kolesterol tinggi
- Merokok
- Obesitas
Sementara itu, ada juga faktor risiko penyakit demensia alzheimer yang tidak dapat dimodifikasi, yaitu sebagai berikut:
- Usia lanjut
- Genetik (memiliki keluarga yang mengalami demensia alzheimer)
"Selain mengetahui faktor risikonya, penting juga untuk menyadari bahwa demensia alzheimer bersifat kronis progresif," kata Astuti dalam diskusi daring bertajuk Pikun Bukan Hal Normal, Kenali Gejala dan Segera Obati dari Eisai, Senin (14/9/2020).
"Artinya semakin bertambah kerusakan otak seiring bertambahnya umur," lanjutnya.
Sehingga, ia menegaskan, deteksi dini sangat penting bagi orang penyakit demensia alzheimer.
"Dengan deteksi dini, pasien dapat lebih cepat ditangani sehingga kerusakan otak, karena Alzheimer dapat diperlambat," ujarnya.
Baca juga: Jadi Tua Tanpa Pelupa, Olahraga Kuncinya