Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 Bisa Sebabkan Infeksi Usus Meski Tes Pernapasan Negatif

Kompas.com - 09/09/2020, 12:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Bloomberg

KOMPAS.com - Temuan terbaru tentang Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona SARS-CoV-2 ini bisa menyebabkan infeksi usus berkepanjangan.

Para ilmuwan di Universitas China Hong Kong menemukan bahwa virus corona dapat terus menginfeksi dan bereplikasi di saluran pencernaan, meski virus di saluran pernapasan telah hilang atau dinyatakan negatif.

Penemuan yang telah diterbitkan dalam jurnal medis GUT berimplikasi untuk mengidentifikasi dan menangani kasus.

Organisas Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, SARS-CoV-2 menyebar melalui droplets atau percikan pernapasan yang mengandung virus dari mulut dan hidung penderitanya.

Namun, pada minggu-minggu pertama pandemi, para ilmuwan telah menyinggung virus ini kemungkinan juga bisa menular lewat tinja pasien.

Baca juga: Temuan Baru, Virus Corona Wuhan Bisa Menular Lewat Tinja

Sebuah studi di bulan Februari mengamati 73 pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit provinsi Guangdong, China.

Ahli dalam studi tersebut menemukan lebih dari setengah sampel tinja pasien positif mengandung SARS-CoV-2.

"Kami dulu menganggap SARS-CoV-2 hanya penyakit paru atau pernapasan biasa," kata Siew Chien Ng, asisten dekan kedokteran dan direktur asosiasi Pusat Penelitian Mikrobiota Usus, Universitas China dalam sebuah wawancara, Selasa (8/9/2020).

"Namun selama beberapa bulan terakhir, banyak bukti terkait SARS-CoV-2 yang memengaruhi saluran usus," imbuhnya seperti dilansir Bloomberg, Selasa (8/9/2020).

Ng bersama koleganya mempelajari sampel tinja dari 15 pasien untuk lebih memahami aktivitas virus di saluran pencernaan.

Mereka menemukan tujuh pasien mengalami infeksi usus aktif.

Sedangkan pasien lain tidak mengalami mual, diare, atau gejala pencernaan lainnya.

Hasil tes tinja pasien positif sekitar seminggu setelah sampel pernapasan mereka negatif.

"Satu pasien masih positif setelah 30 hari," kata Ng.

Ng dan koleganya berencana melakukan tes lanjutan untuk menunjukkan partikel virus dari tinja mampu menyebabkan penyakit setelah menemukan penanda yang mengindikasikan virus itu dapat menular.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com