KOMPAS.com - Stunting menjadi salah satu persoalan yang banyak dialami anak-anak Indonesia. Namun orangtua perlu tahu, stunting bisa dicegah.
Untuk diketahui, stunting adalah kondisi di mana pertumbuhan anak terhambat sehingga memiliki perawakan pendek.
Kondisi ini muncul karena kebutuhan asupan nutrisi selama sembilan bulan di dalam kandungan tidak terpenuhi atau selama masa pertumbuhan kritis.
Para ahli menyepakati, stunting terbentuk dalam 1.000 hari pertama kehidupan anak sejak di dalam rahim.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, tingkat stunting di Indonesia mencapai 30,81 persen. Persentasi ini disebut sudah mengalami penurunan dibandingkan kasus stunting pada tahun 2013 yang mencapai 37,2 persen.
Baca juga: PBB: Hampir 7 Juta Anak Terancam Stunting Akibat Pandemi Covid-19
Kendati demikian, angka tersebut masih jauh di bawah standar kasus stunting yang bisa ditoleransi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni kasus stunting di suatu negara maksimal hanya 20 persen saja.
Sebagai orangtua, Anda tentu sangat mengharapkan anak dapat tumbuh dan berkembang secara normal sesuai usianya.
Ahli gizi dan Ketua Tim Ahli Pengembang Panduan Isi Piringku untuk anak usia 4-6 tahun, Prof Dr Ir Sri Anna Marliyati MSi menegaskan, orangtua bisa sangat berperan mencegah anak terhindar dari stunting.
"Pahami pedoman gizi seimbang bisa dari tumpeng gizi seimbang dan program isi piringku dalam pemenuhan piring di sekali makan," kata Anna dalam acara bertajuk Upaya Penguatan Edukasi Perilaku Gizi Seimbang untuk Anak pada Masa Adaptasi Kebiasan Baru, Jumat (28/8/2020).
Untuk diketahui, tumpeng gizi seimbang dari Kementerian Kesehatan RI berisi beberapa tindakan atau perilaku sehari-hari baik secara fisik maupun pola konsumsi yang baik, sebagai berikut:
Dalam upaya menghindari hal buruk termasuk potensi stunting, utamakan Anda mempelajari bagaimana mengenalkan gizi seimbang kepada anak sesuai usianya.
Jika anak Anda diusia 4-6 tahun, kata Anna, Anda bisa mengenalkan anak tentang gizi seimbang melalui berbagai media edukasi.
Di antaranya seperti lembar balik atau flipchart dengan tokoh yang menarik sehingga akan membantu anak-anak mengerti apa yang perlu mereka konsumsi untuk gizi tubuh mereka seimbang.
Selain flipchart, Anna menyampaikan lagu juga dapat menstimulasi anak untuk menyukai makanan bergizi.