Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bakteri Wolbachia Sukses Tekan DBD, Bisakah Diterapkan di Seluruh Indonesia?

Kompas.com - 27/08/2020, 19:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Penelitian

Dalam pemberitaan Harian Kompas edisi Kamis (27/8/2020) dengan judul Riset "Wolbachia" Tekan Kasus DBD, ketua proyek WMP Yogyakarta Adi Utarini mengatakan, dalam risetnya tim memasukkan bakteri Wolbachia pipientis ke tubuh nyamuk Aedes aegypti.

Tim awalnya melepaskan nyamuk yang diinfeksi bakteri Wolbachia hanya di Sleman dan Bantul, Yogyakarta dalam skala terbatas.

Kemudian pada 2017, nyamuk A. aegypti yang terinfeksi bakteri dilepas dalam skala besar di Kota Yogyakarta dan Bantul.

Riset ini melibatkan 8.200 responden. Itu untuk melihat efektivitas nyamuk ber-Wolbachia.

"Melalui persetujuan masyarakat, wilayah penelitian dibagi dua. Ada 12 kluster yang mendapat nyamuk dengan Wolbachia dan 12 area kontrol," kata Utari seperti dikutip Harian Kompas.

Pelepasan nyamuk dilakukan secara bertahap selama delapan bulan.

Saat populasi nyamuk dengan Wolbachia dianggap tinggi, tim memantau kasus DBD di area tersebut pada Februari 2019 hingga Maret 2020. Selain melepas nyamuk, tim juga mendorong warga membersihkan lingkungan agar tak jadi sarang nyamuk.

"Hasilnya, selama 27 bulan riset, amat dramatis. Ada penurunan 77 persen kejadian dengue di wilayah yang mendapat nyamuk DBD dengan bakteri Walbachia," tutur Prof Uut.

Penurunan kejadian ini amat berarti dalam pengendalian DBD di Indonesia.

Bakteri Wolbachia

Dilansir VOA Indonesia, Kamis (26/8/2020), Wolbachia pipientis adalah bakteri yang hidup alami di sekitar 60-70 persen serangga, tetapi tidak ditemukan di nyamuk Aedes aegypti.

Seorang peneliti dari Australia menemukan fakta, bakteri Wolbachia dapat memutus replikasi virus dengue, sehingga tidak dapat ditularkan oleh nyamuk.

Keuntungan lain, nyamuk yang sudah ber-wolbachia akan mewariskan bakteri itu ke generasi selanjutnya.

WMP Yogyakarta sendiri merupakan kolaborasi antara World Mosquito Program-Monash University, Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Yayasan Tahija.

Baca juga: Tak Temukan Air, Nyamuk Berevolusi Sedot Darah Manusia

Sejak 2011, para ahli bekerja sama dalam proyek yang awalnya bernama Eliminate Dengue Project (EDP) itu.

Penelitian ini menyasar 35 dari 45 kelurahan di Kota Yogyakarta dengan populasi 312 ribu orang.

"Diperkirakan terdapat 7 juta kasus demam berdarah setiap tahunnya. Hasil penelitian RCT tersebut menunjukkan dampak signifikan dari metode wolbachia dalam menurunkan demam berdarah di wilayah perkotaan,” kata Adi Utarini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com