Menjawab kegelisahan tersebut, ahli vulkanologi Surono mengatakan erupsi Gunung Sinabung di Sumatera Utara itu, saat ini sedang masuk pada periode baru.
"Erupsi saat ini kemungkinan akan seperti dulu, maraton, bukan sprint seperti dulu, artinya bisa berlangsung lama, namun bukan letusan besar," kata Surono kepada Kompas.com, Kamis (13/8/2020).
Hal ini dikarenakan erupsi yang terjadi beberapa hari ini masih di bawah Volcanic Eruption Index (VEI) 3-4. Berbeda dengan yang terjadi saat letusan besar tahun 2010, di mana VEI mencapai 4.
Dijelaskan Surono, maraton yang disebutkan mengartikan erupsi ini tidak selesai-selesai, akan meletus lagi dan lagi dalam kurun waktu yang cukup lama.
Baca juga: Fluktuasi Letusan dan Meneropong Isi Tubuh Gunung Sinabung
"Tapi periode ini entah berapa lama, semoga tidak lama seperti dulu," ujarnya.
Periode lama seperti dulu yang dimaksudkan oleh Surono adalah yang terjadi sepanjang sejarah erupsi Gunung Sinabung sejak tahun 2013 hingga 2018, dan letusannya terjadi secara sporadis.
Surono menegaskan, bila rekomendasi dijalankan dengan baik, termasuk rekomendasi relokasi bisa dijalankan dengan baik, maka risiko bencana akan kecil.
Hal yang perlu diingat oleh masyarakat adalah bahwa gangguan abu vulkanik ini tidak bisa terhindarkan.
Baca juga: Gunung Merapi Erupsi, Surono: Tak Ada Letusan Susulan Sementara Waktu
Utamanya akan jelas berdampak terhadap tanaman sayuran di sekitar Gunung Sinabung dalam radius lebih kurang 5 meter dan beberapa tempat wisata di Berastagi.
Berikut ini 3 rekomendasi KESDM PVMBG.