"Kita butuh virus itu bermutasi," kata Amin dalam diskusi daring bertajuk Riset dalam Menemukan Vaksin dan Obat Anti Covid-19, Jumat (15/5/2020).
Mutasi virus itu diperlukan, supaya dapat diketahui dan diklasifikasikan bahwa virus yang menginfeksi itu berasal dari wilayah mana. Meskipun di sisi lain, kata Amin, hal itu memang akan mengubah struktur ataupun antigen dari virus tersebut.
"Makanya kita pilih yang konservatif (pembuatan vaksinnya). Virus (SARS-CoV-2) yang mutasi tapi tidak mengubah asam aminonya," ujar dia.
Oleh sebab itulah, LBM Eijkman bekerjasama dengan berbagai pihak berusaha menciptakan vaksin dengan mendapatkan sekuen dari virus SARS-CoV-2 sebanyak-banyaknya yang ada di Indonesia.
Baca juga: Pengembangan Vaksin Perlu Pertimbangkan Dampak Mutasi Virus Corona, Mengapa?
Hingga saat ini sudah ada tujuh sekuen virus SARS-CoV-2 di Indonesia yang sudah dilakukan sequensing atau pemetaan genom virus.
Sementara, masih ada belasan sekuen lagi yang sedang dalam penelitian lebih lanjut sebelum dilaporkan menjadi sekuen virus SARS-CoV-2 asal Indonesia.
Hal ini dimaksudkan untuk dapat merangsang antibodi dari sebagian besar sekuen yang ada di Indonesia.
Baca juga: Ilmuwan Temukan Mutasi Langka Virus Corona SARS-CoV-2, Ini Penjelasannya
Vaksin yang menghasilkan antibodi terhadap masing-masing sekuen virus SARS-CoV-2 itulah yang nantinya akan membantu imunitas atau sistem kekebalan tubuh dalam melawan infeksi virus yang menyerang di dalam tubuh.
"Mutasi (virus corona) itu diperlukan. Virus itu bisa hidup dan bisa membunuh diri sendiri (dengan imunitas tubuh yang bagus)," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.