Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Mendasar Kenapa Virus Corona Covid-19 Bukan Buatan Manusia

Kompas.com - 22/05/2020, 13:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Banyak orang percaya, virus corona adalah buatan manusia atau dibuat di laboratorium.

Padahal, para ilmuwan di seluruh dunia sudah memaparkan banyak bukti yang menunjukkan bahwa virus corona secara alami ada di alam. Ini artinya, virus corona bukan buatan manusia, bukan buatan China, dan bukan buatan Amerika.

Virus corona diduga kuat berasal dari kelelawar, kemudian menular antar hewan, bermutasi dan dapat menular ke manusia, hingga akhirnya menyebar luas dan telah menginfeksi 5,2 juta orang di seluruh dunia.

Ahli biologi molekuler Indonesia, Ahmad Rusdan Handoyo Utomo, menjelaskan lebih lanjut bagaimana virus corona 100 persen berasal dari alam dan tak ada campur tangan manusia.

Baca juga: Tanggapi Spekulasi Bossman Mardigu soal Corona, Pakar: Silakan Buktikan

Perlu diketahui, ketika para ilmuwan ingin membuat atau merekayasa sesuatu - entah itu virus, hormon, bakteri, dan lain sebagainya -, ilmuwan akan melihat yang ada di alam dan sangat teliti dalam melakukannya.

Sebagai contoh, ada ilmuwan yang ingin melakukan rekayasa insulin pada penyakit diabetes. Maka peneliti akan mengambil insulin dari manusia, insulin tersebut disalin persis, dan diperbanyak.

Ketika sekuens dalam insulin tersebut sudah baik atau bagus, para peneliti tidak akan melakukan perubahan apa pun agar fungsinya tidak berubah.

"Kita tidak melakukan perubahan apa pun pada sekuens (insulin) karena sekuensnya sudah terbukti menyandi satu protein insulin yang bagus. Ini tidak diubah, karena kalau diubah takutnya mengubah fungsi jadi jelek," kata Ahmad kepada Kompas.com, Rabu (20/5/2020).

Insulin adalah hormon alami yang diproduksi pankreas. Ketika kita mengonsumsi sesuatu, pankreas akan melepaskan hormon insulin yang memungkinkan tubuh mengubah glukosa menjadi energi dan kemudian diedarkan ke seluruh tubuh.

Hal ini menunjukkan, penelitian yang dilakukan manusia cenderung sangat konservatif atau sangat terjaga.

"Pasti manusia menggunakan logika, jika dia ingin mengubah ini, itu," imbuh Ahmad.

Hal ini yang juga terjadi ketika para ilmuwan mempelajari lebih lanjut tentang virus corona.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com