Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/05/2020, 03:50 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Puasa memberi banyak manfaat baik secara jasmani maupun rohani.

Melalui puasa Ramadhan, tubuh diajak beradaptasi dengan pola makan yang baru selama satu bulan.

Walau demikian, hal tersebut belum tentu sama bagi orang-orang yang menderita penyakit tertentu, misalnya penderita autoimun.

Baca juga: Ibadah Wajib Umat Islam, Ini 8 Manfaat Puasa Menurut Sains

Autoimun dan pola makan

Penyakit autoimun adalah suatu kondisi di mana sistem imunitas atau kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat dalam tubuh.

Pada tubuh yang sehat, sistem kekebalan tubuh memiliki kemampuan untuk dapat membedakan yang mana sel-sel tubuh dan yang mana bakteri maupun virus.

Akan tetapi, pada tubuh orang yang terkena penyakit autoimun, sistem imunitas kehilangan kemampuannya tersebut.

Tubuh penderita autoimun melepaskan protein-protein yang dinamakan autoantibodi yang kemudian menyerang sel-sel sehat di dalam tubuh.

Faktor genetis, makanan dan minuman yang dikonsumsi, infeksi, maupun paparan dari bahan kimia diduga menjadi penyebab seseorang bisa terkena penyakit autoimun.

Faktor makanan memang memainkan peranan besar untuk menyediakan nutrisi penting yang dibutuhkan sistem kekebalan tubuh untuk tetap optimal.

Oleh karenanya, pola makan penderita autoimun harus selalu dijaga.

Lalu bagaimana efek puasa Ramadhan yang membatasi asupan makan dan minum bagi penderita autoimun?

Amankah puasa bagi penderita autoimun?

Meski ada pembatasan makan dan minum selama puasa berlangsung, sebuah studi menunjukkan hal yang positif pada penderita autoimun yang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Studi tersebut melibatkan orang-orang yang menderita autoimun dengan penyakit lupus, multiple sclerosis, dan radang usus.

Ilustrasi gejala lupusShutterstock Ilustrasi gejala lupus

Autoantibodi yang banyak ditemukan pada penderita lupus ternyata tidak mengalami peningkatan jumlah secara pesat pada saat mereka berpuasa. Peningkatan baru terjadi setelah mereka tidak lagi menjalankan ibadah puasa.

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penderita lupus dapat menjalankan ibadah puasa dengan aman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com