Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/03/2020, 18:01 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit Covid-19 mewabah dengan sangat cepat. Semenjak World Health Organization (WHO) mendeklarasikan Covid-19 sebagai pandemi, semua mata tertuju pada pengembangan vaksin.

Sebab, hanya vaksin yang bisa mencegah seseorang terhindar dari sebuah penyakit.

WHO menyebutkan saat ini terdapat 20 perusahaan yang berlomba menciptakan vaksin Covid-19. Empat di antaranya menjadi kandidat kuat karena telah dites pada hewan.

Baca juga: Sejauh Mana Perkembangan Obat dan Vaksin Covid-19? Ini Detailnya

Satu di antara empat calon vaksin tersebut dibuat oleh Moderna, perusahaan bioteknologi berbasis di Boston, AS. Calon vaksin ini akan segera diuji pada manusia dalam waktu dekat.

Percepatan pembuatan vaksin ini sebagian besar bisa terwujud karena China yang cepat menemukan materi genetik virus SARS-CoV-2. China menyebarkan runutan materi genetik ini pada Januari.

Tak ada yang menyangka pandemi saat ini disebabkan oleh salah satu jenis virus corona. Para ahli memprediksikan pandemi akan lebih mengarah pada flu sebagai sumber penyakitnya.

“Waktu pengembangan kandidat virus ini banyak dihabiskan untuk mempelajari bagaimana cara mengembangkan vaksin untuk virus corona yang lain,” tutur Richard Hatchett, CEO dari Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (Cepi) yang berbasis di Oslo, Norwegia.

Baca juga: Pembuatan Vaksin atau Obat Covid-19, Mana yang Akan Selesai Duluan?

Virus corona yang lain mengacu pada SARS-CoV-2. Sementara dua virus corona sebelumnya yang juga dikenal adalah MERS dan SARS.

Melansir The Guardian, Minggu (29/3/2020), dalam dua kasus virus corona sebelumnya, vaksin dikembangkan usai outbreak berakhir. Perusahaan Moderna sendiri meneliti vaksin untuk MERS lebih dulu lewat US National Institute of Allergy and Infectious Diseases di Bethesda, Maryland.

“Akselerasi dalam proses ini sangat dramatis. Dimulaid ari SARS, kemudian MERS, kemudian digunakan untuk Covid-19,” tutur Dr Maria Van Kerkhove, Techical Lead dari WHO Emergencies Program seperti dikutip dari CNBC.

Baca juga: Harapan Baru, AS Mulai Uji Coba Vaksin Corona Covid-19 pada Manusia

Namun, WHO mengingatkan butuh waktu lama untuk vaksin tersedia untuk keperluan publik. Para ilmuwan mengatakan uji klinis dan keamanan membutuhkan waktu sedikitnya 18 bulan.

Prinsip dasar vaksin

Semua vaksin memiliki prinsip dasar yang sama. Vaksin memasukkan bakteri patogen ke dalam sistem imun manusia (biasanya dalam bentuk suntikan atau dosis rendah), kemudian mengambil antibodi akibat patogen tersebut. Antibodi tersebut yang akan menangkal virus untuk kembali masuk.

Secara tradisional, imunisasi dilakukan dengan cara memasukkan virus yang sudah dilemahkan melalui proses kimia. Dosis yang tinggi atau beberapa kali injeksi memungkinkan seseorang mendapatkan proteksi tinggi terhadap sebuah virus.

Ilustrasi pemberian vaksin.Pixabay Ilustrasi pemberian vaksin.

Tes klinis, yang merupakan bagian paling vital dari pengembangan vaksin, melewati tiga tahapan. Pertama adalah memberikannya kepada beberapa lusin relawan yang sehat untuk mengetes keamanan vaksin tersebut.

Tahap kedua menggunakan ratusan relawan yang terkena penyakit bersangkutan, untuk membuktikan seberapa efektif vaksin tersebut. Sementara tahap ketiga, vaksin disuntikkan kepada beberapa ribu orang yang mengidap penyakit bersangkutan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com