Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Panda Raksasa di Kebun Binatang Bisa Menderita Jet Lag, Apa Maksudnya?

KOMPAS.com - Panda raksasa yang hidup di kebun binatang berpotensi menderita jet lag. Ini terjadi bila tubuh mereka tidak sesuai dengan lingkungannya.

Panda raksasa di penangkaran dapat mengalami jet lag ini terungkap dalam sebuah studi baru yang dipublikasikan di Frontiers in Psychology.

Para peneliti dalam studi ini mengatakan bahwa hal itu dapat berdampak signifikan pada kesejahteraan dan perilaku spesies yang terancam punah ini.

Lantas, mengapa jet lag ini terjadi pada panda raksasa yang tinggal di kebun binatang?

Penyebab panda raksasa jet lag

Jet lag umumnya dialami orang setelah melakukan perjalanan lama menggunakan pesawat terbang, perpindahan waktu yang begitu cepat memengaruhi jam sirkadian tubuh. Namun, jet lag ternyata bisa dialami panda raksasa.

Dikutip dari CNN, Selasa (19/9/2023) seperti semua hewan, panda juga memiliki jam sirkadian atau jam internal tubuh. Jam sirkadian ini diatur oleh isyarat dari lingkungannya.

Namun masalah muncul ketika isyarat yang panda-panda raksasa terima di kebun binatang tidak sesuai dengan lingkungan alami mereka.

Hal ini sangat penting mengingat panda raksasa merupakan salah satu hewan yang berisiko tinggi mengalami kepunahan.

Jet lag dalam hal ini tidak mengacu pada ketidakmampuan untuk tidur pada waktu yang tepat akibat berpindah dengan cepat antar zona waktu yang berbeda.

Akan tetapi lebih pada potensi kurangnya kemampuan untuk sepenuhnya beradaptasi dengan lingkungan. Oleh karena itu, hal ini dapat mengakibatkan jam internal atau perilaku tertentu menjadi tidak sinkron dengan lingkungan atau satu sama lain.

Hewan, termasuk manusia diketahui telah mengembangkan ritme untuk menyinkronkan lingkungan internal mereka dengan lingkungan ekstrnal.

Hal serupa terjadi pada hewan, termasuk pada panda raksasa. Ketika jam internal tidak sinkron dengan isyarat eksternal seperti cahaya dan suhu, hewan akan mengalami dampak buruk.

Pengamatan panda raksasa di penangkaran

Hasil studi ini didapatkan setelah tim yang terdiri dari 13 pengamat memantau 11 panda raksasa di enam kebun binatang berbeda yang semuanya lahir di penangkaran.

Panda raksasa sendiri dipilih sebagai fokus penelitian karena mereka menjalani kehidupan yang sangat bergantung pada musim.

Migrasi terjadi pada musim semi karena panda memakan spesies bambu tertentu dan mencari tunas baru. Sementara musim semi merupakan musim kawin.

"Panda adalah hewan yang baik untuk dijadikan fokus studi dan ada banyak kamera pengawas di kandang mereka sehingga kita dapat melihat bagaimana perilaku mereka berubah di berbagai wilayah lintang tempat mereka berada," ungkap Kristine Gandia, salah satu peneliti dari Universitas Stirling di Skotlandia.

Kamera-kamera pengawas di kandang juga memungkinkan para ilmuwan memantau perilaku panda selama 24 jam. Sementara itu, faktor lain seperti kunjungan rutin penjaga kebun binatang juga dapat mempengaruhi jam sirkadian hewan tersebut.

Sedangkan kebun binatang tempat pengamatan dilakukan diketahui terbagi antara garis lintang alami panda dan yang berada di luar kisaran tersebut.

Kisaran garis lintang yang cocok untuk kehidupan panda adalah antara 26 hingga 42 derajat utara serta 26 dan 42 derajat selatan.

Para pengamat mempelajari panda raksasa setiap bulan selama satu tahun, melakukan pengamatan rutin untuk melihat bagaimana perilaku mereka berubah.

Peneliti mencatat seluruh perilaku panda raksasa dan mencoba memperhitungkan perilaku yang merupakan indikator positif, netral, dan negatif bagi kesejahteraan.

Jadi, ini mencakup perilaku seperti bermain, berdandan, dan perilaku yang berhubungan dengan seksual sebagai perilaku positif, dan minum dan buang air kecil/buang air besar sebagai perilaku pemeliharaan yang netral, dan beberapa perilaku abnormal/stereotip sebagai perilaku negatif, dengan mondar-mandir sebagai yang paling umum.

Peneliti menemukan panda yang tinggal di penangkaran di luar garis lintang tempat tinggal mereka ditemukan kurang aktif, hal ini mungkin disebabkan karena cahaya siang hari dan suhu yang berbeda dari lingkungan alami mereka.

“Ketika panda raksasa ditempatkan di lintang yang lebih tinggi – yang berarti mereka mengalami musim yang lebih ekstrem dibandingkan saat mereka berevolusi – hal ini mengubah tingkat aktivitas umum dan perilaku abnormal mereka,” kata Gandia.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/09/20/190000323/panda-raksasa-di-kebun-binatang-bisa-menderita-jet-lag-apa-maksudnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke