Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Gunung Berhenti Bertambah Tinggi?

KOMPAS.com - Gunung Everest adalah gunung tertinggi di dunia. Namun, apakah gunung masih bisa tumbuh semakin tinggi?

Jika saja gunung terus bertambah tinggi, kemungkinan gunung-gunung akan dapat menembus atmosfer bagian atas dan menciptakan labirin berbatu.

Dunia seperti itu mungkin bakal bisa ditemui di suatu tempat di alam semesta.

Akan tetapi di Bumi, gunung tidak bisa tumbuh lebih tinggi lagi dari Gunung Everest yang tingginya 8.840 di atas permukaan laut.

Jadi apa sih yang menghentikan pertumbuhan gunung di planet ini?

Penyebab gunung berhenti tumbuh

Dikutip dari Live Science, Minggu (25/6/2023) Nadine McQuarrie, seorang profesor di departemen geologi dan ilmu lingkungan di University of Pittsburgh ada dua faktor utama yang membatasi pertumbuhan gunung.

Faktor pembatas pertama adalah gravitasi. Banyak gunung terbentuk karena pergerakan lapisan permukaan bumi yang dikenal sebagai lempeng tektonik.

Teori terbentukya gunung oleh gravitasi ini menggambarkan kerak bumi bergerak dan dinamis, terbagi menjadi potongan-potongan besar yang mengelilingi waktu.

Ketika dua lempeng bertabrakan, tumbukan memaksa material dari tepi yang bersentuhan untuk bergerak ke atas.

Begitulah pegunungan Himalaya di Asia, yang meliputi Gunung Everest terbentuk.

"Lempeng terus saling mendorong dan pegunungan terus tumbuh, sampai menjadi terlalu sulit untuk melakukan pekerjaan melawan gravitasi," kata McQuarrie.

Pada titik tertentu gunung menjadi terlalu berat, dan massanya sendiri menghentikan pertumbuhan ke atas yang disebabkan oleh retaknya kedua lempeng tersebut.

Akan tetapi gunung juga bisa terbentuk dengan cara lain. Pegunungan vulkanik, seperti yang ada di Kepulauan Hawaii, misalnya, terbentuk dari batuan cair yang menyembur menembus kerak planet dan mulai menumpuk.

Gravitasi mempengaruhi pertumbuhan gunung

Kendati demikian tidak peduli bagaimana gunung terbentuk, mereka akhirnya menjadi terlalu berat dan menyerah pada gravitasi.

Dengan kata lain, jika Bumi memiliki gravitasi yang lebih kecil, pegunungannya akan tumbuh lebih tinggi. Itulah yang terjadi di Mars, di mana pegunungannya menjulang jauh lebih tinggi daripada di Bumi.

Contohnya saja, Olympus Mons di Mars yang merupakan gunung berapi tertinggi yang diketahui di Tata Surya tingginya mencapai 25.000 meter atau hampir tiga kali lebih tinggi dari Gunung Everest.

Kemungkinan besar karena Mars memiliki gravitasi yang rendah dan tingkat letusan yang tinggi sehingga aliran lava pembentuk gunung berlanjut di Mars lebih lama daripada yang terjadi di Bumi.

Terlebih lagi, kerak planet Mars tidak terbagi menjadi lempengan-lempengan seperti yang ada di planet kita.

Di Bumi, saat lempeng bergerak di sekitar dan di atas titik panas, gunung baru terbentuk dan gunung berapi yang ada menjadi punah. Aktivitas di mantel Bumi juga mendistribusikan lahar ke wilayah yang lebih besar sehingga membentuk banyak gunung berapi.

Di Mars, kerak tidak bergerak sehingga lava menumpuk menjadi satu gunung berapi besar.

Faktor pembatas kedua untuk pertumbuhan gunung di Bumi adalah sungai.

Pada awalnya, sungai membuat gunung tampak lebih tinggi. Tapi saat sungai mengikis material gunung, ini dapat memicu tanah longsor yang membawa material menjauh dari gunung dan membatasi pertumbuhannya.

"Air memberikan dukungan lateral ke sisi pegunungan, ini yang memungkinkan mereka menjadi lebih tinggi," ungkap McQuarrie.

Everest sering disebut sebagai puncak tertinggi di Bumi, tetapi ada pesaing lain untuk gelar "gunung tertinggi di dunia".

Mauna Kea, sebuah gunung berapi yang tidak aktif di Hawaii, adalah gunung tertinggi di dunia jika diukur dari dasar yang terletak di Samudra Pasifik ke puncaknya.

Gunung Mauna Kea memiliki tinggi 10.210 m, sedikit lebih tinggi dari Gunung Everest.

Perbedaan dari kedua gunung tersebut adalah dasar Mauna Kea berada 6000 meter di bawah permukaan laut dan puncak berada di 4.205 meter di atas permukaan laut.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/06/25/151200223/mengapa-gunung-berhenti-bertambah-tinggi-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke