Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Terlalu Banyak Mengonsumsi Protein?

KOMPAS.com - Tubuh kita sangat membutuhkan protein untuk pertumbuhan, perkembangan, dan perbaikan jaringan. Protein merupakan salah satu dari tiga "makronutrien" utama, di samping karbohidrat dan lemak.

Konsumsi protein yang cukup diperlukan untuk mencegah malanutrisi dan mempertahankan massa serta kekuatan otot seiring bertambahnya usia. 

Dilansir dari Harvard Medical School, jumlah protein yang harus kita konsumsi setiap hari tidak pasti. Rekomendasi yang umum adalah 56 gram per hari untuk pria dan 46 gram per hari untuk wanita. 

Perlu diperhatikan bahwa jumlah ideal protein harian yang harus dikonsumsi bergantung pada sejumlah faktor, termasuk usia, jenis kelamin, aktivitas, kesehatan, pola makan total, dan variabel lainnya.

Efek terlalu banyak makan protein

Mengonsumsi nutrisi dalam jumlah tinggi untuk jangka waktu yang lama biasanya memiliki risiko. Ini berlaku juga untuk protein.

Menurut penelitian, konsumsi berlebihan dapat menyebabkan peningkatan risiko komplikasi kesehatan tertentu.

Dilansir dari Healthline, berikut adalah beberapa hal yang terjadi pada tubuh jika terlalu banyak makan protein.

1. Berat badan naik

Diet tinggi protein mungkin mendorong penurunan berat badan, tetapi metode penurunan berat badan ini mungkin hanya bersifat jangka pendek.

Kelebihan protein yang dikonsumsi biasanya disimpan sebagai lemak, sedangkan kelebihan asam amino akan dikeluarkan. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan, terutama jika kita mengonsumsi terlalu banyak kalori selagi meningkatkan asupan protein.

Sebuah studi tahun 2016 menemukan bahwa penambahan berat badan secara signifikan terkait dengan diet yang mengganti karbohidrat dengan protein.

2. Bau mulut

Makan protein dalam jumlah besar dapat menyebabkan bau mulut, terutama jika kita membatasi asupan karbohidrat. Dalam sebuah studi, 40 persen peserta melaporkan bau mulut.

Ini bisa jadi sebagian karena tubuh memasuki kondisi metabolisme yang disebut ketosis, yang menghasilkan bahan kimia yang mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Menyikat gigi dan flossing tidak akan menghilangkan baunya. Kita dapat memperbanyak asupan air, menyikat gigi lebih sering, dan mengunyah permen karet untuk mengatasi beberapa efek ini.

3. Diare

Makan terlalu banyak susu atau produk olahannya, ditambah dengan kekurangan serat, bisa menyebabkan diare. Ini lebih berisiko bagi orang yang tidak toleran terhadap laktosa atau mengonsumsi sumber protein seperti daging goreng, ikan, dan unggas. 

Untuk menghindari diare, perbanyak minum air putih, hindari minuman berkafein, batasi gorengan dan konsumsi lemak berlebih, serta tingkatkan asupan serat.

4. Dehidrasi

Tubuh kita membuang kelebihan nitrogen dengan cairan dan air. Ini bisa membuat tubuh dehidrasi meski kita mungkin tidak merasa lebih haus dari biasanya.

Sebuah studi kecil tahun 2002 yang melibatkan atlet menemukan bahwa ketika asupan protein meningkat, tingkat hidrasi menurun. Kemudian, studi tahun 2006 menyimpulkan bahwa mengonsumsi lebih banyak protein berdampak minimal pada hidrasi.

Risiko atau efek ini dapat diminimalkan dengan meningkatkan asupan air, terutama jika kita adalah orang yang aktif. Terlepas dari konsumsi protein, selalu penting untuk minum cukup air sepanjang hari.

5. Ginjal rusak

Tidak ada studi yang menghubungkan asupan protein tinggi dengan kerusakan ginjal pada orang yang sehat, namun kelebihan protein dapat menyebabkan kerusakan pada orang dengan penyakit ginjal yang sudah ada sebelumnya.

Ini karena kelebihan nitrogen yang ditemukan dalam asam amino yang menyusun protein. Ginjal yang rusak harus bekerja lebih keras untuk membuang kelebihan nitrogen dan produk limbah dari metabolisme protein.

Secara terpisah, sebuah studi tahun 2012 mengamati efek diet rendah karbohidrat, tinggi protein dengan diet rendah lemak pada ginjal.

Studi tersebut menemukan bahwa pada orang dewasa gemuk yang sehat, diet penurunan berat badan rendah karbohidrat, tinggi protein selama dua tahun tidak dikaitkan dengan efek berbahaya pada filtrasi ginjal, albuminuria, atau keseimbangan cairan dan elektrolit dibandingkan dengan diet rendah lemak.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/02/10/120000623/apa-yang-terjadi-pada-tubuh-jika-terlalu-banyak-mengonsumsi-protein

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke