Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bagaimana Perawatan Gagal Ginjal Akut Misterius pada Anak?

KOMPAS.com - Gagal ginjal akut yang menyerang anak-anak usia di bawah lima tahun di Indonesia masih belum diketahui penyebabnya. Lantas, bagaimana perawatan gagal ginjal akut misterius pada anak yang dilakukan oleh dokter?

Acute Kidney Injury (AKI) atau gagal ginjal akut yang misterius pada anak dilaporkan dialami 131 anak di sejumlah wilayah di Indonesia, menurut laporan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Selasa (11/10/2022).

Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI, dr Eka Laksmi Hidayati, SpA(K) mengungkapkan sebagian besar anak-anak yang didiagnosis mengalami gagal ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI) ini datang dengan kondisi tidak bisa kencing atau jumlah volume buang air kecilnya sangat sedikit.

"Bahkan ada yang sama sekali tidak buang air kecil," kata dr Eka.

Pada Agustus 2022, sejumlah rumah sakit melaporkan lonjakan kasus acute kidney injury atau gagal ginjal akut yang terjadi pada anak-anak.

Dr Eka mengungkapkan bahwa banyak pasien anak dengan gagal ginjal akut masuk ke rumah sakit dengan kondisi tiba-tiba tidak ada urine atau tidak buang air kecil.

Selanjutnya, langkah terapi yang dilakukan yakni perawatan gagal ginjal akut pada anak secara konservatif tanpa melakukan cuci darah dengan memberikan obat atau cairan. Beberapa pasien kemudian membaik dan produksi urine atau air seninya mulai keluar.

Perlu dicatat bahwa kondisi gagal ginjal akut misterius pada anak atau Acute Kidney Injury (AKI) yang terjadi ini, organ ginjal tidak mengalami sumbatan atau tidak ada sumbatan pada aliran buang air kecil.

Akan tetapi, ginjal sama sekali tidak memproduksi urine atau air seni. Untuk mengetahuinya, dr Eka menjelaskan, dokter telah memasukkan kateter, namun tidak ada urine yang keluar dari tubuh anak.

Dokter juga telah melakukan pemeriksaan melalui USG, dan tidak melihat atau tidak menemukan sumbatan, dan ginjal pasien memang tidak memproduksi urine.

Perawatan anak dengan gagal ginjal akut misterius

Acute Kidney Injury atau gagal ginjal akut pada anak, penyebabnya masih misterius dan masih dalam investigasi. Oleh karenanya, IDAI, menurut dr Eka, hingga saat ini hanya memberikan panduan perawatan gagal ginjal akut pada anak yang sifatnya dinamis.

Namun, untuk panduan terapi atau perawatan pasien gagal ginjal akut masih mengacu pada panduan terapi yang sudah ada, baik untuk orang dewasa maupun anak-anak, yang mengalami penurunan fungsi ginjal.

Jika penggunaan perawatan melalui obat-obatan dan cairan untuk anak yang mengalami gagal ginjal akut misterius ini tidak berhasil, maka langkah berikutnya adalah terapi cuci darah atau hemodialisis.

"Jika tetap tidak keluar urinenya dengan terapi obat, kami menggunakan (perawatan gagal ginjal akut) terapi cuci darah, baik yang dilakukan dengan mesin, melalui selapit perut pasien itu sendiri atau melalui tranfusi tukar," jelas dr Eka.

Mengingat penyebab gagal ginjal akut pada anak masih misterius, artinya belum diketahui pasti penyebabnya, maka orangtua diimbau waspada terhadap gejala sakit yang dialami anak.

Gejala gagal ginjal akut misterius pada anak ini, awalnya ditandai dengan batuk pilek, diare atau muntah. Banyak anak juga yang mengalami kehilangan kesadaran.

Namun, gejala paling khas dari gagal ginjal akut pada anak adalah secara tiba-tiba, anak tidak kencing, atau volume buang air kecil sangat sedikit atau bahkan tidak ada urine sama sekali.

Berbeda dengan gejala gagal ginjal akut yang disebabkan karena anak kehilangan cairan, bisa karena muntah atau diare terus-menerus, sehingga pertolongan pertama bisa dilakukan dengan pemberian cairan dengan segera.

Sedangkan pada kasus gagal ginjal akut misterius pada anak, umumnya ditandai dengan hilangnya urine atau ginjal berhenti memproduksi urin atau air seni secara mendadak.

Sejauh ini, dr Eka mengatakan, beberapa anak yang dipantau mengalami gagal ginjal akut misterius dari Januari lalu, kondisi ginjal telah kembali normal sepenuhnya.

Namun, ada pula pasien anak yang masih harus menjalani cuci darah setelah pulang dari rumah sakit.

Kendati demikian, tidak ada anak yang sampai mengalami gagal ginjal kronis yang sampai menyebabkan mereka harus menjalani cuci darah terus-menerus.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/10/14/190200923/bagaimana-perawatan-gagal-ginjal-akut-misterius-pada-anak-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke