Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tren Kasus Covid-19 pada Anak Sekolah Meningkat, Ini Penyebabnya Kata Epidemiolog

Epidemiolog dari Universitas Airlangga, Dr Windhu Purnomo mengatakan, sebenarnya saat ini transmisi Covid-19 memang masih bisa terjadi di mana saja, kapan saja, dan pada siapa saja.

Hal ini dikarenakan, virus SARS-COV-2 penyebab Covid-19 sampai saat ini masih ada di sekitar kita dan belum tereliminasi.

Adapun meningkatnya tren kasus infeksi positif pada anak-anak memang bisa terjadi karena beberapa faktor sebagai berikut.

1. Munculnya varian atau subvarian baru

Munculnya varian atau subvarian baru merupakan faktor pertama yang mungkin menyebabkan terjadinya peningkatan kasus infeksi positif Covid-19.

"Dari pengalaman di dunia dan di Indonesia, setiap muncul varian atau subvarian baru akan diikuti dengan peningkatan tingkat penularan yang tentu saja akan meningkatkan kasus," kata Windhu kepada Kompas.com, Senin (8/9/2022).

Ia menambahkan, sejak 1 Januari 2022 saja, setiap muncul subvarian baru dari Omicron selalu meningkatkan bilangan reproduksi (RT) di Indonesia yang merupakan indikator tingkat transmisi.

2. Meningkatnya mobilitas

Faktor peningkatan tren kasus positif pada anak-anak berikutnya, bisa terjadi karena meningkatnya mobilitas dan aktivitas masyarakat di area publik, termasuk sekolah.

"Pada dasarnya bila terdapat peningkatan aktivitas di ruang publik, termasuk PTM (Pertemuan Tatap Muka) di sekolah, tentu bisa diperkirakan bahwa akan terjadi peningkatan penularan," ujarnya.

3. Minimnya vaksinasi 

Berbagai isu di masyarakat menyebutkan, peningkatan kasus infeksi Covid-19 pada anak-anak ini juga mungkin dikarenakan vaksinasi yang belum lengkap didapatkan oleh anak-anak.

Padahal seperti yang diketahui, saat ini vaksinasi Covid-19 sudah bisa diberikan kepada berbagai golongan usia mulai dari 5 tahun sampai 59 tahun ke atas.

Mengenai hal ini, Windhu mengatakan, bisa jadi peningkatan transmisi pada dan dari anak-anak ke orang lain di sekitarnya termasuk keluarganya di rumah karena anak-anak belum vaksin ataupun booster.

"Bisa juga, tapi saya tidak punya data angka kejadian pada anak-anak yang terbaru," ujarnya.

Hanya saja, kata dia, dari hasil sero-prevalence survey baik pada November - Desember 2021 yang lalu, maupun dari laporan interim sero-prevalence survey Juli 2022, sebagian besar anak yang belum divaksinasi pun, sudah mempunyai antibodi terhadap Covid-19 yang tentu berasal sepenuhnya dari infeksi alamiah.

Akan tetapi, fungsi pencegahan infeksi Covid-19 sesungguhnya adalah melaksanakan protokol kesehatan yang baik dan benar.

Sedangkan, vaksinasi hanya untuk meminimalisir potensi atau risiko kesakitan dan kematian jika terinfeksi Covid-19.

"Vaksinasi (dosis 1, 2, sampai booster) sebetulnya lebih berperan mencegah severitas gejala, bukan mencegah penularannya. Penularan dicegah oleh prokes, terutama penggunaan masker yang disiplin," jelasnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/08/09/080500223/tren-kasus-covid-19-pada-anak-sekolah-meningkat-ini-penyebabnya-kata

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke