Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kapan Gerhana Matahari 2022 Terjadi? Ini Kata Ahli

KOMPAS.com - Gerhana Matahari merupakan fenomena astronomi yang banyak ditunggu masyarakat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Sebab, peristiwa itu tidak terjadi di setiap bulannya.

Lantas, kapan Gerhana Matahari 2022 ini akan terjadi?

Astronom Amatir Indonesia Marufin Sudibyo mengatakan bahwa gerhana Matahari sepanjang tahun 2022 terjadi sebanyak dua kali, antara lain:

1. Gerhana Matahari sebagian 1 Mei 2022

Gerhana Matahari Sebagian telah terjadi sebelumnya yakni pada Sabtu, 1 Mei 2022. Marufin menjelaskan, awal Gerhana Matahari Sebagian terjadi pukul 01.45 WIB, lalu puncaknya pada pukul 03.41 WIB.

Sementara, akhir Gerhana Matahari Sebagian terjadi pukul 05.37 WIB. Gerhana ini tidak terlihat di wilayah Indonesia, dan hanya bisa diamati di benua Amerika bagian selatan.

2. Gerhana Matahari sebagian 25 Oktober 2022

Gerhana Matahari Sebagian selanjutnya, kata Marufin, akan terjadi pada Selasa 25 Oktober 2022.

Adapun tahapan awal gerhana Matahari sebagian 25 Oktober 2022 terjadi pukul 15.58 WIB, puncak gerhana pukul 18.00 WIB. Selanjutnya, akhir Gerhana Matahari Sebagian terjadi pukul 20.02 WIB.

Sayangnya, Gerhana Matahari Sebagian 25 Oktober 2022 tidak dapat teramati di Indonesia.

"Tidak terlihat di Indonesia, hanya terlihat di Eropa, Afrika utara, Asia Barat-Selatan-Tengah," ujar Marufin saat dihubungi Kompas.com, Jumat (1/7/2022).

Gerhana Matahari diprediksi akan kembali terjadi pada 20 April 2023.

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Kamis (28/4/2022) para ahli mengatakan, fenomena Gerhana Matahari ini akan menjadi gerhana hibrida yang memperlihatkan karakteristik dari Gerhana Matahari Total serta Gerhana Matahari Cincin.

Selain itu, fenomena Gerhana Matahari Total berikutnya juga diprediksi dapat terlihat dari Amerika Utara, dan akan terjadi pada 8 April 2024 mendatang.

Dampak gerhana Matahari

Untuk diketahui, Gerhana Matahari Sebagian adalah fenomena astronomis ketika Bumi, Bulan dan Matahari terletak pada satu garis lurus, permukaan Matahari yang teramati dari Bumi hanya tertutup sebagian saja oleh Bulan.

Hal ini disebabkan oleh bayangan Bulan yang jatuh di permukaan Bumi hanya bayangan penumbra atau semu saja. Sedangkan, bayangan umbra inti berada di luar permukaan Bumi.

"Gerhana Matahari terjadi pada masa Bulan baru (konjungsi). Yakni segarisnya posisi Bulan dan Matahari dilihat dari Bumi," kata Marufin.

"Dalam setiap kejadian konjungsi dan oposisi Bulan (yakni Bulan purnama), selalu disertai dengan pasang naik air laut. Sehingga terdapat potensi banjir pesisir (rob) manakala kejadian gerhana Matahari," lanjutnya.

Dampak lain akibat gerhana Matahari ialah pada pasokan listrik dari tenaga surya. Gerhana Matahari, terutama Gerhana Matahari Total dapat mengurangi intensitas sinar Matahari yang tidak di paras Bumi pada zona gerhana.

Sehingga mengurangi daya listrik yang dapat diproduksi dari tenaga surya, baik yang berasal dari prinsip non-termal misalnya panel surya atau fotovoltaik, maupun dari prinsip termal seperti menara matahari, generator stirling dan sebagainya.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/07/02/110200623/kapan-gerhana-matahari-2022-terjadi-ini-kata-ahli

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke