Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

CDC Sebut Belum Ada Bukti Cacar Monyet Menular Lewat Udara

KOMPAS.com - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), memastikan bahwa belum ada laporan yang membuktikan virus cacar monyet menular melalui udara.

Sebelumnya, ada dugaan cacar monyet dapat menyebar melalui air liur atau sekresi pernapasan selama kontak tatap muka.

Akan tetapi, sekresi ini kemungkinan bisa menghilang di udara dengan cepat, karena penelitian menunjukkan mekanisme penularan cacar monyet melalui udara belum pernah ditemukan.

Hal itu diungkapkan CDC dalam panduan terbarunya yang dipublikasikan baru-baru ini.

Dilansir dari CNN, Kamis, (9/6/2022) CDC berkata mekanisme penularan cacar monyet  tampaknya tidak sama seperti virus corona, ataupun campak yang menyebar melalui udara di mana partikel virus bisa bertahan lama.

"Dalam kasus di mana orang yang menderita cacar monyet telah bepergian dengan pesawat, tidak ada kasus cacar monyet yang diketahui terjadi pada orang yang duduk di sekitar mereka, bahkan dalam penerbangan internasional yang lama," terang CDC.

Pejabat CDC pun telah merekomendasikan agar pasien yang terinfeksi cacar monyet memakai masker, jika diharuskan berada di sekitar orang dalam satu rumah.

Terlebih, bila ada kemungkinan kontak dekat dengan mereka. Masker juga direkomendasikan bagi petugas kesehatan maupun seseorang yang mungkin sudah berkontak dekat dengan pasien cacar monyet.

Beberapa waktu lalu, CDC juga mengeluarkan rekomendasi bagi para wisatawan di negaranya untuk mengenakan masker guna melindungi diri dari risiko cacar monyet.

Kendati begitu, rekomendasi tersebut segera dibatalkan karena dianggap menimbulkan kebingungan terkait mekanisme penularan virus.

Sebab, cacar monyet diketahui menyebar melalui kontak langsung dengan cairan atau luka orang yang terinfeksi. Selain itu, virus juga berpotensi menyebar melalui bahan yang sudah terkontaminasi misalnya linen.

Sebagai informasi, setidaknya 45 kasus probable cacar monyet telah dilaporkan CDC. Sedangkan 15 kasus di negara bagian Amerika Serikat sudah dikonfirmasi positif cacar monyet.

Hingga kini, CDC mencatat sudah ada 1.356 kasus cacar monyet yang dikonfirmasi, di 31 negara non-endemik.


Mengutip laman Kementerian Kesehatan, Selasa (24/5/2022) cacar monyet disebabkan oleh virus human monkeypox (MPXV), orthopoxvirus dari famili poxviridae.

Virus ini bersifat highlipatogenik atau zoonosis yang umumnya ditularkan dari hewan ke manusia. 

Masa inkubasi cacar monyet biasanya berlangsung selama enam hingga 16 hari. Ada pula yang dapat mencapai lima sampai 21 hari.

Fase awal gejala yang terjadi pada satu sampai tiga hari di antaranya demam tinggi, sakit kepala hebat, limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot, dan lemas.

Pada fase erupsi atau fase paling infeksius yaitu terjadinya ruam atau lesi pada kulit, biasanya dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Secara bertahap mulai dari bintik merah seperti cacar makulopapula, lepuh berisi cairan bening (blister), lepuh berisi nanah (pustule), kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/06/12/090311423/cdc-sebut-belum-ada-bukti-cacar-monyet-menular-lewat-udara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke