Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cacar Monyet Ditemukan di Belasan Negara, WHO Lakukan Penyelidikan Epidemiologi

KOMPAS.com - Penyakit cacar monyet telah dilaporkan sejumlah negara, di mana virus cacar monyet bukanlah endemik. Oleh sebab itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah melakukan penyelidikan epidemiologi terhadap penyakit tersebut.

Dilansir dari laman resmi WHO, Sabtu (21/5/2022) pihaknya memperkirakan akan ada lebih banyak kasus cacar monyet, seiring meningkatnya pengawasan di negara-negara non-endemik.

Mereka pun meminta negara-negara untuk melindungi kelompok yang paling rentan terinfeksi cacar monyet, sekaligus mencegah penyebaran yang lebih luas.

"Bukti yang ada saat ini menunjukkan, bahwa mereka yang paling berisiko adalah yang pernah melakukan kontak fisik dekat dengan penderita cacar monyet," tulis WHO.

Hingga 21 Mei 2022, sebanyak 92 kasus terkonfirmasi dengan 28 kasus lainnya merupakan suspek cacar monyet dilaporkan oleh 12 negara. Adapun negara yang melaporkan cacar monyet itu antara lain:

  1. Australia
  2. Belgia
  3. Kanada
  4. Perancis
  5. Jerman
  6. Italia
  7. Belanda
  8. Portugal
  9. Spanyol
  10. Swedia
  11. Inggris
  12. Amerika Serikat

Sejauh ini, WHO menyebut belum ada kasus kematian akibat penyakit cacar monyet. Selain itu, kasus yang dilaporkan tidak memiliki riwayat perjalanan ke daerah endemik virus.

Berdasarkan pengurutan genomik virus dari beberapa kasus di Eropa menunjukkan kesamaan dengan strain yang menyebar di Inggris, Israel, dan Singapura pada tahun 2018.

"WHO berharap lebih banyak kasus di daerah non-endemik akan dilaporkan. Informasi yang tersedia menunjukkan bahwa penularan dari manusia ke manusia terjadi di antara orang-orang yang kontak fisik dekat dengan kasus-kasus yang bergejala," sambung WHO.

Di samping itu, WHO juga telah mengidentifikasi kasus, termasuk penemuan kasus pelacakan kontak, penyelidikan laboratorium, manajemen klinis dan isolasi yang diberikan dengan perawatan suportif.

Saat ini, vaksinasi khusus cacar monyet belum tersedia. Namun pihaknya sedang berkomunikasi dengan para ahli untuk merekomendasikan vaksin yang sesuai guna melindungi masyarakat.

Apa itu cacar monyet?

Monkeypox atau cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan virus yang ditularkan ke manusia dari hewan, dengan gejala yang mirip cacar. Penyakit ini disebabkan oleh virus cacar monyet, yang termasuk dalam genus orthopoxvirus.

Kasus infeksi pada manusia, pertama kali dialami seorang anak di Republik Demokratik Kongo di tahun 1970.

Cacar monyet diketahui merupakan penyakit endemik di wilayah Benin, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Ghana (hanya diidentifikasi pada hewan), Pantai Gading, Liberia, Nigeria, Republik Kongo, Sierra Leone, dan Sudan Selatan.

Virus cacar monyet ditularkan antarmanusia melalui kontak dekat dengan lesi, cairan tubuh, cairan dari hidung atau mulut, dan permukaan yang sudah terkontaminasi.

Adapun masa inkubasi cacar monyet biasanya mulai dari enam hingga 13 hari, namun dapat terjadi selama lima sampai 21 hari.

Di sisi lain, WHO masih belum mengetahui secara pasti bagaimana awal penyebaran virus tersebut dan diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi reservoir maupun cara ia bertahan di alam.

Masyarakat diimbau untuk memastikan memasak daging dengan matang, karena ada kemungkinan penularan dari produk makanan yang sudah terpapar.

Beberapa kasus juga dilaporkan teridentifikasi di antara laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL) atau gay.

Akan tetapi, WHO menegaskan penyakit ini bisa menyerang siapa saja dan dari semua kelompok usia. 

"Cacar monyet biasanya sembuh sendiri tetapi mungkin menyebabkan keparahan pada beberapa individu, seperti anak-anak, wanita hamil atau orang dengan gangguan kekebalan karena kondisi kesehatan lainnya," ujar WHO. 


Definisi kasus cacar monyet

Suspek: semua kelompok usia, yang datang ke negara non-endemik monkeypox, dan mengalami ruam akut yang tidak diketahui penyebabnya. Kemudian, memiliki gejala atau ciri-ciri cacar monyet termasuk:

  • Sakit kepala
  • Demam di atas 38.5 derajat Celcius
  • Limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening)
  • Mialgia (nyeri otot dan tubuh)
  • Sakit punggung
  • Asthenia (kelemahan yang mendalam)

Probable:

Seseorang yang memenuhi definisi kasus suspek atau dicurigai terpapar virus cacar monyet, disertai dengan hal berikut:

  • Memiliki kontak dekat dengan orang yang rentan, seperti petugas kesehatan tanpa pelindung mata dan pernapasan. Kemudian, melakukan kontak fisik langsung dengan kulit atau lesi kulit, termasuk kontak seksual, atau kontak dengan bahan yang terkontaminasi seperti pakaian, tempat tidur atau peralatan yang dicurigai terpapar virus
  • Memiliki riwayat perjalanan ke negara endemik cacar monyet dalam 21 hari sebelum timbulnya gejala
  • Telah berhubungan seksual dengan seseorang yang tidak diketahui riwayat kesehatannya, dalam 21 hari sebelum timbulnya gejala
  • Memiliki hasil positif dari uji serologi orthopoxvirus, dan belum divaksinasi cacar

Konfimasi:

Kasus yang memenuhi definisi kasus suspek atau kemungkinan dan dikonfirmasi laboratorium untuk virus cacar monyet, baik dengan PCR dan/atau sekuensing real-time.

Discarded:

Kasus suspek atau kemungkinan besar yang pengujian laboratoriumnya dengan PCR dan/atau sekuensing negatif untuk pemeriksaan virus cacar monyet.

Upaya mitigasi penularan cacar monyet

Penyakit cacar monyet secara geografis biasanya ditemukan di Afrika Barat dan Afrika Tengah.

Dengan ditemukannya penyakit di negara non-endemik, maka WHO mengimbau otoritas kesehatan untuk meningkatkan kewaspadaan, terkait cacar monyet dan menemukan kasus secepat mungkin di negaranya.

Setiap pasien yang dicurigai cacar monyet harus diselidiki, apabila terkonfirmasi maka perlu diisolasi hingga lesinya mengeras, keropengnya terlepas, dan lapisan kulit baru terbentuk di bawahnya.

"Selama wabah cacar monyet, kontak fisik yang dekat dengan orang yang terinfeksi adalah faktor risiko paling signifikan untuk infeksi virus cacar monyet," ucap WHO.

Setiap pasien dengan kecurigaan cacar monyet harus diisolasi selama periode infeksi, yaitu selama tahap gejala awal seperti munculnya ruam.

Selanjutnya, sampel yang diambil dari orang yang diduga cacar monyet atau hewan yang diduga terinfeksi virus cacar monyet, harus ditangani dengan aman oleh staf terlatih yang bekerja di laboratorium dengan peralatan yang sesuai.

Selanjutnya, pelacakan kontak adalah langkah kunci kesehatan masyarakat untuk mengendalikan penyebaran patogen penyakit menular seperti virus monkeypox.

Hal ini dapat menurunkan risiko penularan, dan membantu orang yang berisiko lebih tinggi  untuk lebih cepat teridentifikasi. Sehingga status kesehatan mereka bisa dipantau, dan dengan mudah mencari perawatan medis lebih cepat jika menunjukkan gejala.

"Kontak harus dipantau setidaknya setiap hari untuk timbulnya tanda atau gejala selama 21 hari sejak kontak terakhir dengan pasien atau bahan yang terkontaminasi selama periode infeksi," kata WHO.

Seseorang yang melakukan kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, termasuk kontak seksual dapat langsung tertular. Maka langkah-langkah untuk mencegah penularan cacar monyet di antaranya sebagai berikut:

  • Menghindari kontak kulit ke kulit atau tatap muka dengan siapa pun yang memiliki gejala
  • Melakukan hubungan seks yang lebih aman
  • Menjaga kebersihan tangan dengan air dan sabun atau pembersih tangan berbasis alkohol
  • Menerapkan etika ketika bersin atau batuk

Sementara mekanisme penularan wabah cacar monyet saat ini masih diselidiki, WHO mengingatkan pentingnya tindakan pencegahan umum, yang serupa dengan Covid-19 untuk melindungi dari penularan virus. 

WHO menekankan, jika mengalami ruam disertai demam atau perasaan tidak nyaman atau sakit, mereka harus menghubungi fasilitas pelayanan kesehatan, untuk menjalani tes cacar monyet. 

Selama periode ini, pasien bisa mendapatkan perawatan suportif untuk meringankan gejala cacar monyet.

Siapa pun yang merawat orang yang sakit cacar monyet harus menggunakan tindakan perlindungan, termasuk mengenakan masker, dan membersihkan benda, maupun permukaan yang telah disentuh.

"WHO akan memberikan bimbingan teknis sementara dalam beberapa hari mendatang," pungkasnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/05/23/160500723/cacar-monyet-ditemukan-di-belasan-negara-who-lakukan-penyelidikan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke