Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lapisan Es di Wilayah Terdingin Antartika Runtuh karena Gelombang Panas

KOMPAS.com - Lapisan es di wilayah terdingin Antartika Timur runtuh menyusul periode panas yang ekstrem di wilayah tersebut. Gambar satelit menunjukkan lapisan es Conger seluas 1.200 km persegi atau 463 mil persegi telah runtuh sepenuhnya.

Aljazeera menuliskan, rak es, lapisan es di Antartika Timur ini mengambang permanen yang melekat pada tanah, membutuhkan waktu ribuan tahun untuk terbentuk.

Lapisan es ini bertindak seperti tanggul yang menahan salju dan es, yang jika mengalir ke laut menyebabkan laut naik.

Adapun peristiwa ini menjadi pertama kalinya dalam sejarah yang mencatat bahwa lapisan es di Antartika Timur hancur.

“Di bagian Antartika ini, yang terhubung dengan wilayah tertinggi, terkering, terdingin, Antartika Timur, kami benar-benar tidak mengantisipasi melihat lapisan es runtuh,” ujar ahli glasiologi di University of Minnesota Peter Neff dikutip dari Science Alert, Sabtu (26/3/2022).

Menurut seorang ilmuwan es di Woods Hole Oceanographic Institute Catherine Walker, lapisan es Antartika pecah saat suhu melonjak di wilayah tersebut minggu lalukarena adanya gelombang panas. Es runtuh diperkirakan pada 14-16 Maret 2022.

Gelombang panas pada Maret, yang disebut menjadi penyebab runtuhnya lapisan es di wilayah terdingin ini, tercatat suhunya mencapai 40 derajat Celsius di atas normal di beberapa bagian Antartika Timur. Ini dikaitkan dengan fenomena sungai di atmosfer.

Neff menjelaskan, proses tersebut menciptakan kolom sepanjang ratusan kilometer yang membawa uap air dari daerah tropis ke benua es.

Pada saat yang sama, sistem bertekanan tinggi yang disebut kubah panas, bergerak masuk dan bertahan di atas Antartika Timur, memerangkap panas dan kelembapan di sana.

“Kami mungkin melihat hasil dari banyak peningkatan pemanasan laut dalam waktu lama di sana. Itu hanya mencair. Iklim (Antartika) sangat bervariasi tapi ini di luar skala. Ini setidaknya dua kali lebih ekstrem dari peristiwa pemanasan seperti yang kita duga,” papar Walker.

Lebih lanjut, suhu di wilayah tersebut biasanya sekitar -51 derajat Celsius, tapi awal bulan ini mencapai sekitar -12 dejarat Celsius.

“Mereka sekarang telah kembali normal,” ungkap Neff menjelaskan kondisi gelombang panas sebabkan lapisan es di Antartika Timur runtuh.

Dikelilingi oleh lautan luas dan disangga oleh angin yang cenderung melindunginya dari intrusi udara hangat yang besar, benua yang membeku tersebut merespons lebih lambat terhadap perubahan ilklim daripada Arktik.

Benua Arktik di kutub utara Bumi ini memanas tiga kali lipat lebih cepat dari belahan dunia lainnya.

Pada abad terakhir, Antartika Timur nyaris tidak menghangat sama sekali tapi beberapa wilayah telah terpengaruh. Benua tersebut kehilangan rata-rata 149 miliar ton es per tahun dari 2002 hingga 2020.

Hilangnya lapisan es Conger menjadi contoh terbaru dari perubahan yang sedang berlangsung.

Menurut seorang ilmuwan peneliti senior di University of Colorado Boulder Ted Scambos, rak Conger pecah jauh sebelum gelombang panas, dan kehancurannya menunjukkan sistem Antartika sensitif terhadap perubahan atmosfer.

Namun, peristiwa pecahnya rak lapisan es Conger ini tidak perlu dikhawatirkan.

The Guardian melaporkan pada Februari, bahkan sebelum gelombang panas, Antartika berada di cakupan es laut terendah sejak pencatatan dimulai.

Lapisan es perlahan menyusut sejak tahun 1970-an, dan pencairannya meningkat pada tahun 2020, sehingga ukurannya berkurang setengahnya setiap bulan.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/03/26/170200523/lapisan-es-di-wilayah-terdingin-antartika-runtuh-karena-gelombang-panas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke