Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa yang Akan Terjadi jika Bom Nuklir Diledakkan? Ini Penjelasannya

KOMPAS.com - Konflik Rusia dan Ukraina masih berlanjut hingga saat ini, yang dikhawatirkan akan menyebabkan risiko perang nuklir di antara kedua negara.

Ancaman perang nuklir sejak pasukan Rusia menginvasi Ukraina menjadi permasalahan yang sangat serius, terutama mulai bergabungnya militer dari negara-negara lain.

Radiasi dari ledakan nuklir sangat berdampak bukan hanya pada lingkungan, tetapi juga kesehatan masyarakat yang berada di wilayah tersebut. Lantas, apa yang terjadi jika bom nuklir meledak?

Dilansir dari Live Science, Kamis (10/3/2022) perang nuklir dalam skala penuh diprediksi akan menyebabkan banyak kematian di seluruh dunia.

Tak hanya sampai di situ, ledakan nuklir memicu munculnya fenomena nuclear winter di mana berbagai wilayah mengalami musim dingin berkepanjangan. Dampaknya, meningkatnya angka kematian akan terjadi, bahkan melebihi perang nuklir itu sendiri.

Sejumlah pakar kebijakan luar negeri menilai, konflik politik yang melibatkan nuklir dalam skala 'terbatas' sekalipun bisa menghancurkan area di dekat ledakan, meski tidak menimbulkan efek perang nuklir secara global.

Saat ini terdapat berbagai jenis dan ukuran senjata nuklir, namun bom yang lebih modern berpotensi memicu reaksi fisi di mana dampaknya bisa sangat menghancurkan.

Adapun reaksi fisi tersebut umumnya dikenal sebagai bom atom, sama seperti bom yang menghancurkan Kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada akhir Perang Dunia II. Bom atom tersebut memiliki kekuatan ledak antara 15 kiloton hingga 20 kiloton TNT.

Ada pula senjata nuklir yang memiliki efek serupa sampai menimbulkan kerusakan parah, misalnya bom termonuklir atau hidrogen, yang memanfaatkan kekuatan reaksi fisi guna menggabungkan atom hidrogen.

Berdasarkan analisis Union of Concerned Scientists, senjata nuklir ini memiliki panas yang sama dengan panas Matahari. Lantaran sangat membahayakan, bom termonuklir hanya pernah diuji, dan tidak pernah digunakan dalam peperangan.


Efek yang ditimbulkan dari ledakan nuklir

Sementara itu, bom nuklir berkekuatan hingga 10 kiloton TNT seperti yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, akan menyebabkan setidaknya 50 persen penduduk yang tinggal dalam radius 3,2 km dari titik ledakan meninggal dunia.

Diungkapkan International Campaign to Abolish Nuclear Weapons (ICAN), ledakan nuklir di udara juga berpotensi berdampak ke wilayah yang lebih luas.

Banyaknya kematian disebabkan oleh kebakaran, paparan radiasi yang intens maupun cedera fatal lainnya. Para ahli memprediksi, sejumlah besar penduduk akan terluka usai ledakan berlangsung, sementara yang lainnya mungkin tertimpa reruntuhan bangunan.

Oleh karenanya, situs web pemerintah Amerika Serikat Ready.gov, mengimbau agar semua orang bisa berlindung di ruang bawah tanah ataupun tempat perlindungan, selama 24 jam untuk menghindari paparan radioaktif.

Meski selamat dari perang nuklir, seseorang yang berada di wilayah tersebut tetap berisiko membawa debu radioaktif, sehingga memerlukan tindakan dekontaminasi.

Sebagian orang juga terpapar radiasi nuklir sekitar 350 roentgen selama beberapa hari, yang kemungkinan besar akan meninggal karena keracunan radiasi akut.

Di sisi lain, efek bom nuklir terparah ialah dalam kurun waktu 48 jam usai ledakan terjadi.

Menurut Oak Ridge National Laboratorium dalam bukunya yang berjudul Nuclear War Survival Skills, tidak adanya salju atau hujan yang turun partikel yang tersebar jauh mungkin lebih minim radioaktivitas pada saat turun ke permukaan.

Dampak radiasi nuklir bagi tubuh 

Rumah sakit ICRC di Hiroshima dan Nagasaki menyebutkan, bahwa seseorang yang selamat dari ledakan bom nuklir berisiko tinggi terkena kanker di sepanjang hidupnya.

Hal ini didasarkan pada data kematian orang yang selamat dari bom atom, dan menunjukkan penyebab kematiannya utamanya adalah karena kanker.

Kemudian, risiko penyakit leukemia pada korban yang terpapar radiasi mencapai empat hingga lima kali lipat dalam 10 sampai 15 tahun setelah ledakan.

Perang nuklir juga mengancam lingkungan, terutama lahan pertanian. Di Ukraina, yang sebagian besar menghasilkan gandum mungkin akan merasakan dampak ini.

"Perang nuklir dapat menimbulkan masalah jangka panjang, seperti kanker. Radioaktif yodium, khususnya, bisa menjadi masalah," jelas co-director emeritus di Stanford University, Michael May.

Dia menambahkan, jika radioaktif yodium itu terkena hewan ternak seperti sapi yang dikonsumi oleh manusia, maka berpotensi menimbulkan kanker tiroid.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/03/11/193000623/apa-yang-akan-terjadi-jika-bom-nuklir-diledakkan-ini-penjelasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke