Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Obat Covid-19 yang Terbukti Tidak Bermanfaat Menurut IDI

KOMPAS.com - Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof Zubairi Djoerban mengatakan, bahwa beberapa obat yang pernah digunakan untuk Covid-19 di awal pandemi terbukti tidak bermanfaat.

Hal itu diungkapkan Zubairi dalam unggahan di akun Twitter-nya pada Sabtu, (5/2/2022) kemarin.

"Obat-obat yang dulu dipakai untuk Covid-19 dan kini terbukti tidak bermanfaat, bahkan menyebabkan efek samping serius pada beberapa kasus: Ivermectin, Klorokuin, Oseltamivir, Plasma convalescent (plasma konvalesen), Azithromycin," tulis Zubairi dalam cuitannya.

Daftar obat Covid-19 yang tidak bermanfaat menurut IDI

1. Ivermectin

Dijelaskan Prof Zubairi, penggunaan obat Ivermectin tidak disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), serta regulator obat Uni Eropa.

"Banyak laporan pasien yang memerlukan perhatian medis, termasuk rawat inap, setelah konsumsi Ivermectin," ujarnya.

2. Klorokuin

Obat Covid-19 yang juga dianggap berbahaya bagi kesehatan adalah Klorokuin atau Chloroquine. Kendati sudah banyak digunakan oleh ratusan ribu orang di dunia, obat itu terbukti membahayakan bagi kesehatan jantung.

"Manfaat antivirusnya justru enggak ada. Jadi, klorokuin tidak boleh dipakai lagi," lanjut Zubairi.

3. Oseltamivir

Selanjutnya, Oseltamivir yang juga pernah digunakan untuk pengobatan Covid-19, tidak bermanfaat bagi pasien.

Obat ini, katanya, merupakan obat untuk influenza. Selain itu, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa Oseltamivir untuk mengobati Covid-19.

"Bahkan, WHO sudah menyatakan obat ini tidak berguna untuk Covid-19. Kecuali saat Anda dites terbukti positif influenza, yang amat jarang ditemukan di Indonesia," papar Zubairi sambil menjelaskan lima obat Covid-19 yang tidak bermanfaat.

Hingga saat ini, terdapat beberapa pilihan untuk obat antivirus seperti Avigan atau Favipiravir, Molnupiravir, serta Remdesivir. Pemberian obat-obatan pun akan disesuaikan dengan anjuran dari dokter.

4. Plasma konvalesen

"Selain sama sekali tidak bermanfaat, pemberian plasma convalescent (plasma konvalesen) juga mahal dan prosesnya begitu memakan waktu," terangnya.

Di samping itu, WHO tidak merekomendasikannya kecuali dalam konteks uji coba acak dengan kontrol.

Untuk diketahui, plasma konvalesen adalah terapi yang menggunakan sel plasma milik penyintas Covid-19 yang didonorkan agar nantinya diberikan kepada pasien Covid-19 di rumah sakit.

5. Azithromycin

Dalam cuitannya ini, Prof Zubairi juga menyatakan bahwa obat Azithromycin tidak bermanfaat sebagai terapi Covid-19.

Obat Azithromycin sendiri merupakan antibiotik untuk mengobati infeksi yang disebabkan bakteri.

"Obat ini juga tidak bermanfaat sebagai terapi Covid-19, baik skala ringan serta sedang. Kecuali ditemukan bakteri - selain virus penyebab Covid-19 dalam tubuh Anda. Kalau hanya Covid-19, maka obat ini tidak diperlukan," pungkasnya.

Adapun obat-obatan untuk pasien Covid-19 yang saat ini digunakan adalah Molnupiravir, Favipiravir, Remdesivir, dan Paracetamol.

Selain itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) juga menyediakan multivitamin seperti vitamin C, vitamin, B, vitamin E, dan Zinc bagi para pasien. 

https://www.kompas.com/sains/read/2022/02/06/140500123/5-obat-covid-19-yang-terbukti-tidak-bermanfaat-menurut-idi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke