Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ilmuwan Mulai Uji Coba Vaksin untuk Penyakit Herpes yang Sering Menyerang Gajah

Para ilmuwan di University of Surrey di Kebun Binatang Chester, memulai percobaan pertama di dunia terkait vaksin yang melawan penyakit tersebut dan berpotensi menyelamatkan nyawa hewan berbelalai panjang ini.

Sebelumnya, tim dokter hewan di kebun binatang tersebut berhasil menyelamatkan gajah berusia lima tahun bernama Indali dari virus yang mematikan ini.

Tak hanya menyerang gajah, virus ini juga telah membunuh sebanyak tujuh anak sapi di kebun binatang tersebut.

“Biasanya kami kehilangan gajah berusia 18 bulan hingga tiga tahun,” ujar penjaga gajah di Kebun Binatang Chester Katie Morrison seperti dikutip dari BBC, Sabtu (5/2/2022).

Virus EEHV

Virus ini ditemukan pada tahun 1990 dan secara resmi ditandai pada tahun 1999 oleh para peneliti di Kebun Binatang Smithsonian di Washington DC.

Para peneliti mengaitkan 10 kasus penyakit hemoragik yang sangat fatal pada gajah muda Asia dan Afrika.

Dalam setiap kasus, ditemukan partikel mirip virus herpes di sel hati, hati, dan lidah gajah yang mati. Sejak itu, virus menjadi mimpi buruk di kebun binatang.

Studi baru yang dipimpin oleh ilmuwan hewan yang berbasis di Berlin Sonia Jesus Fontes, menghitung virus ini telah menyebabkan sebanyak 52 persen kematian gajah Asia di kebun binatang Eropa sejak 1985.

Sementara itu, di kebun binatang Amerika Utara, virus ini menyumbang 50 persen kematian gajah sejak 1980.

Saat ini virus telah terdeteksi di cagar alam, taman safari, dan yang lebih mengkhawatirkan di kawanan gajah liar di sembilan negara.

Sejak 2010, Kebun Binatang Chester hanya memiliki satu anak sapi yang bertahan hidup hingga usia lima tahun. Semua yang lain meninggal karena EEHV.

Sekelompok peneliti di seluruh dunia mempelajari EEHV, tapi saat ini Kebun Binatang Chester mengambil langkah penting dengan uji coba vaksin.

“Kami tahu hampir tidak mungkin mencegah infeksi. Kami berusaha mencegah penyakit serius dan kematian,” kata Ilmuwan utama dibalik pengembangannya Prof Falko Steinbach dari University of Survey.


Belum diketahui pasti penyebaran virus dapat menyebabkan penyakit parah. 

"Tujuan kami memberi gajah perlindungan sebelum infeksi. Jadi sistem kekebalan gajah mengetahui virus,” tutur Prof Steinbach.

Tim yang terdiri dari ahli imunologi, dokter hewan dan penjaga kebun binatang, dapat melanjutkan uji coba dikarenakan vaksin baru dibuat di atas perancah yang telah dicoba dan diuji.

Pada dasarnya, tulang punggung vaksin ini identik dengan yang secara rutin digunakan untuk mengimunisasi gajah terhadap virus yang disebut cacar sapi.

Para ilmuwan telah menyemai tulang punggung vaksin yang telah dicoba dan diuji ini dengan protein dari EEHV, bit virus untuk dikenali dan ditanggapi oleh sistem kekebalan gajah.

“Kami menggunakan proses yang aman dan mapan. Penting untuk melanjutkan uji coba pada gajah, karena tidak ada hewan lain yang bisa kami uji,” ujar Steinbach.

Uji coba

Dalam pertempuran melawan virus EEHV, dokter hewan di Chester menguji gajah secara teratur sehingga hewan tersebut terbiasa melakukan pemeriksaan kesehatan dan diambil sampel darah.

“Kami mendorong gajah berinteraksi dengan kami. Tapi jika gajah tidak mau tidak apa-apa, kami membiarkannya mencobanya nanti,” jelas Steinbach.

Saat dilakukan uji coba, gajah yang cukup koorperatif akan diambil sampel darah dari vena telinga gajah, yang akan menjadi proses uji coba vaksin.

Diharapkan akan ada kemajuan yang signifikan menuju vaksin dalam lima tahun. Sampai saat itu, tes dan donor darah kawanan telah memungkinkan diagnosis virus sebelum gejala muncul.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/02/06/110500523/ilmuwan-mulai-uji-coba-vaksin-untuk-penyakit-herpes-yang-sering-menyerang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke