Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Keanekaragaman Hayati Indonesia: OR-IPH BRIN Terus Berupaya Ungkap dan Manfaatkan Biodiversity

KOMPAS.com- Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati (OR-IPH) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Ilman Hidayat mengatakan bahwa sejak BRIN terbentuk, salah satu program prioritas BRIN adalah upaya mengungkapkan dan memanfaatkan biodiversitas atau keanekaragaman hayati Indonesia.

"OR-IPH BRIN sebagai koordinator program riset nasional saat ini memiliki dua kegiatan penting yaitu program terkait pengungkapan dan pemanfaatan biodiversitas nusantara, serta konservasi tumbuhan terancam punah," kata Ilman dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (28/1/2022).

Indonesia merupakan negara dengan kekayaan biodiversitas terbesar di dunia yang meliputi kekayaan hayati darat dan laut. 

Namun, jumlah yang berhasil diungkap dan terekam saat ini masih minim. 

“Beberapa peneliti memperkirakan jumlah keanekaragaman hayati yang sudah ditemukan saat ini baru sekitar 10 persen dari total potensi keanekaragaman hayati yang ada,” ujarnya.

Adapun, beberapa upaya konservasi keanekaragaman hayati BRIN yang dilakukan meliputi berbagai program atau kegiatan berikut.

1. Penyimpanan data whole genome sequence dan partial DNA/protein sequence Kehati;

2. Pengungkapan ancaman dan dampak perubahan global terhadap status ekosistem dan biodiversitas nusantara;

3. Rehabilitasi dan peningkatan populasi spesies terancam punah;

4. Eksplorasi dan konservasi secara ex situ serta ekologi dan restorasi spesies.

Hal ini pun ditambahkan oleh Peneliti Ahli Madya BRIN sekaligus Pelaksana tugas Kepala Pusat Riset Biologi BRIN, Anang S. Achmadi.

Anang mengatakan, keberhasilan peneliti BRIN dalam mengungkap spesies baru dan keanekaragaman hayati Indonesia ibarat menemukan harta karun di bumi pertiwi. 

“Proses penelitian itu panjang, dimulai dari eksplorasi, studi koleksi museum hingga penggunaan teknologi untuk proses identifikasi," kata Anang.

"Perjalanan penelitian tidak serta merta berhenti setelah menemukan spesies baru, akan muncul banyak penelitian lanjutan yang dapat dilakukan terhadap penemuan spesies baru tersebut," tambahnya. 

Contoh yang akan dilakukan peneliti saat meneliti lebih lanjut yakni mengidentifikasi dan meneliti lebih dalam mengenai kandungan zat aktif apa yang terdapat pada spesies ini, atau menjadi indikator lingkungan perubahan lingkungan.

Terkait upaya konservasi biodiversitas Indonesia, Anang mengatakan BRIN sangat berperan aktif. 

Sekretariat Kewenangan Ilmiah Keanekaragaman Hayati (SKIKH)-BRIN memiliki peran sebagai otoritas ilmiah (scientific authority) di Indonesia. 

Dalam hal ini, SKIKH berpartisipasi aktif sebagai delegasi Indonesia dalam Convention on Biological Diversity (CBD), Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) dan lain sebagainya. 

Selain itu, upaya konservasi lain BRIN yang telah dilakukan sejak puluhan atau ratusan tahun selama ini juga diwujudkan dalam bentuk depositori dan repositori ilmiah yang tersimpan dalam Museum Zoologicum Bogoriense, Herbarium Bogoriense, dan Indonesian Culture Collection.

Pada akhir 2021, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil mencatat 88 penemuan jenis baru yang telah dideskripsikan. Penemuan fauna lebih mendominasi dibandingkan dengan flora.

Namun, para peneliti meyakini bahwa penemuan jenis baru ini memiliki arti penting bagi studi taksonomi dan sistematika. 

Ilmah menyampaikan, selain penting untuk studi taksonomi dan sistematika, penemuan ini menjadi awal dari penelitian biodiversitas selanjutnya, seperti konservasi keanekaragaman hayati hingga bioprospeksi.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/01/29/130200123/keanekaragaman-hayati-indonesia--or-iph-brin-terus-berupaya-ungkap-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke