Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Miris, Gajah di Sri Lanka Mati Usai Makan Sampah Plastik

KOMPAS.com - Dua ekor gajah ditemukan mati setelah makan sampah plastik yang berasal dari tempat pembuangan sampah terbuka di Sri Lanka timur.

Konservasionis dan dokter hewan pun memberikan peringatan atas kejadian tersebut. Sebab setidaknya sekitar 20 gajah juga mati selama delapan tahun terakhir dengan kasus serupa.

Mengutip Phys, Sabtu (15/1/2022) pemeriksaan gajah menunjukkan bahwa mamalia darat terbesar ini menelan sejumlah besar plastik yang tak dapat terurai yang ditemukan di tempat pembuangan sampah.

"Polythene, pembungkus makanan, plastik, non-digestible lainnya dan air adalah satu-satunya hal yang bisa kita lihat dalam post mortem. Makanan normal yang dimakan dan dicerna gajah tak jelas," ungkap dokter satwa liar Nihal Pushpakumara.

Gajah merupakan hewan yang dihormati di Sri Lanka, namun sekaligus terancam punah. Jumlah gajah di Sri Lanka diketahui telah berkurang dari sekitar 14.000 pada abad ke-19 menjadi 6000 pada tahun 2011.

Mereka semakin rentan karena hilangnya dan degradasi habitat alami mereka.

Banyak yang akhirnya menjelajah lebih dekat ke pemukiman manusia untuk mencari makan. Beberapa kemudian dibunuh oleh pemburu liar atau petani yang marah karena kerusakan tanaman mereka.

Gajah lapar pun mencari sampah di tempat pembuangan sampah, memakan plastik serta benda tajam yang merusak sistem pencernaan mereka.

"Gajah-gajah itu kemudian berhenti makan dan menjadi terlalu lemah untuk menopang tubuhnya yang berat. Ketika itu terjadi, mereka tak bisa mengonsumsi makanan atau air yang mempercepat kematian mereka," kata Pushpakumara.

Pada tahun 2017, pemerintah mengumumkan akan mendaur ulang sampah di tempat pembuangan dekat zona satwa liar untuk mencegah gajah mengonsumsi sampah plastik.

Pemerintah juga mengatakan pagar listrik akan didirikan di sekitar lokasi untuk menjauhkan hewan-hewan itu. Namun keduanya belum sepenuhnya dilaksanakan.

Setidaknya ada 54 tempat pembuangan sampah di zona satwa liar di Sri Lanka, dengan sekitar 300 gajah berkeliaran di dekat pembuangan itu.

Salah satunya adalah pengelolaan sampah di desa Pallakkadu yang didirikan tahun 2008 dengan bantuan dari Uni Eropa. Sayangnya, sampah yang dikumpulkan di sana kemudian tidak didaur ulang.

Pada tahun 2014, pagar listrik yang melindungi situs tersebut disambar petir namun pihak berwenang tak pernah memperbaikinya, sehingga gajah dapat masuk dan mengobrak-abriknya.

Warga mengatakan gajah telah bergerak lebih dekat dan menetap di dekat tempat pembuangan, memicu ketakutan di antara penduduk desa terdekat.

Banyak yang menggunakan petasan untuk mengusir binatang ketika mereka berkeliaran di desa dan beberapa memasang pagar listrik di sekitar rumah mereka.

Tetapi penduduk desa sering tidak tahu cara memasang pagar listrik, sehingga justru dapat membahayakan nyawa mereka sendiri dan juga gajah.

"Meski kami menyebutnya sebagai ancaman, gajah liar juga merupakan sumber daya. Pihak berwenang perlu menemukan cara untuk melindungi manusia dan gajah serta memungkinkan masyarakat untuk melanjutkan kegiatan pertanian," harap Keerthi Ranasinghe, salah satu anggota dewan desa setempat.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/01/16/110100723/miris-gajah-di-sri-lanka-mati-usai-makan-sampah-plastik-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke