Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dua Juta Tahun Lalu Kerabat Manusia Memanjat seperti Kera dan Berjalan Tegak

KOMPAS.com - Fosil berusia dua juta tahun memberikan wawasan baru mengenai salah satu kerabat manusia purba kita.

Peneliti menyebut Australopithecus sediba, hominin yang ditemukan di Malapa, Afrika selatan ini secara mengejutkan mampu beradaptasi dengan baik untuk berjalan tegak seperti manusia dan memanjat seperti kera.

Mengutip New Atlas, Minggu (28/11/2021) temuan tersebut berdasarkan analisis beberapa tulang belakang (vertebra lumbalis) dari punggung bawah A. sediba wanita yang diberi nama MH2 dan dijuluki Issa.

Bagian tulang yang sangat langka dalam catatan fosil hominin tersebut memang merupakan bagian tubuh yang dapat mengungkapkan banyak hal tentang bagaimana mahluk hidup.

"Daerah lumbar sangat penting untuk memahami sifat bipedalisme pada nenek moyang kita yang paling awal dan untuk memahami seberapa baik mereka beradaptasi untuk berjalan dengan dua kaki," kata Scott Williams, penulis utama studi.

Penelitian sebelumnya berasumsi bahwa A. sediba akan memiliki tulang belakang yang relatif lurus, seperti yang terlihat pada kera modern dan hominin yang lebih kuno, seperti australopithecus lainnya.

Ini biasanya merupakan indikator bahwa ia sangat cocok untuk kehidupan arboreal di pepohonan.

Namun yang mengejutkan, pada studi terbaru terungkap bahwa tulang belakang A. sediba ternyata melengkung ke dalam. Itu membuatnya agak mirip manusia sehingga peneliti berpikir bahwa A.sediba juga berdaptasi untuk berjalan tegak seperti manusia modern.

Meski begitu, peneliti menyebut jika Issa ternyata juga belum sepenuhnya meninggalkan kehidupan di pohon. Terlihat dari temuan fitur lain yang menunjukkan adaptasi memanjat yang kuat.

"Jadi bisa dikatakan mahluk ini berjalan seperti manusia tetapi juga memanjat seperti kera," papar Gabrielle Russo, peneliti lain yang terlibat dalam studi.


Hal itu menggambarkan A.sediba merupakan spesies peralihan, dari kehidupan arboreal (hidup di pohon) dan kemudian berjalan ke tanah.

Meski begitu masih terjadi perdebatan apakan A.sediba merupakan nenek moyang langsung manusia modern.

Namun, manusia purba yang hidup sekitar dua juta tahun dengan tinggi sekitar 1,5 m ini, memiliki campuran aneh fitur wajah modern dan kuno.

Terlepas dari pertentangan itu, A.sediba merupakan kerabat manusia yang menarik dan dapat membantu kita lebih memahami fisiologi manusia.

"Punggung bawah manusia rentan terhadap cedera dan rasa sakit terkait dengan postur, kehamilan, dan olahraga. Oleh karena itu, memahami bagaimana punggung bagian bawah berevolusi dapat membantu kita mempelajari mencegah cedera dan menjaga kesehatan punggung," tulis peneliti dalam makalahnya, seperti dikutip dari Science Alert.

Penelitian dipublikasikan di jurnal eLife.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/11/28/200500123/dua-juta-tahun-lalu-kerabat-manusia-memanjat-seperti-kera-dan-berjalan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke