Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Efek Booster Vaksin pada Sistem Kekebalan?

Jonathan Abraham, asisten profesor mikrobiologi di Blavatnik Institute di Harvard Medical School dan spesialis penyakit menular di Brigham and Women's Hospital, menjelaskan beberapa hal terkait booster vaksin.

Apa sebenarnya booster vaksin dan bagaimana cara kerjanya?

Abraham mengatakan, suntikan booster vaksin dimaksudkan untuk meningkatkan tingkat respons kekebalan setelah secara alami berkurang.

“Booster vaksin menipu sistem kekebalan untuk berpikir bahwa ia kembali melihat patogen, sehingga sel-sel yang memproduksi antibodi, dan sel-sel kekebalan lainnya, dipanggil kembali,” ujarnya.

Lebih lanjut ia menyebutkan, kuantitas dan kualitas antibodi yang dihasilkan juga akan meningkat.

Melalui proses yang disebut pematangan afinitas antibodi, sistem kekebalan kita belajar untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam mengenali patogen dan membuat antibodi yang mengikat lebih erat ke targetnya.

“Untuk virus SARS-CoV-2, misalnya, antibodi afinitas matang bisa lebih efektif dalam mengenali varian dengan banyak mutasi,” kata Abraham seperti dikutip dari Medical Xpress.

Selain Covid-19, dikatakan Abraham, beberapa vaksin lain juga memerlukan booster, seperti imunisasi Tdap: Tetanus, difteri, dan pertusis aselular. Biasanya booster vaksin dibutuhkan, dengan komponen Td atau Tdap, setiap 10 tahun untuk menjaga kekebalan.

Namun, sebagian vaksin lain tidak membutuhkan booster, karena pada beberapa pathogen telah memiliki respons imun yang sudah ada sebelumnya—misalnya, dalam bentuk tingkat antibodi yang terukur— yang mana ini sangat penting untuk kemanjuran.

Sehingga, ketika tingkat antibodi berkurang secara alami dari waktu ke waktu, maka diperlukan booster.

Untuk patogen lain, seperti virus hepatitis B, melengkapi rangkaian imunisasi tiga kali kemungkinan akan memberikan perlindungan seumur hidup, sehingga kadar antibodi yang terukur tidak diperiksa secara rutin.

Namun, jika risiko infeksi lebih tinggi, misalnya, bagi petugas kesehatan, pemeriksaan kadar antibodi setidaknya perlu dilakukan sekali dan jika antibodi ditemukan rendah, maka penting untuk mendapatkan booster vaksin.

Jadi, keputusan untuk mendapatkan booster atau tidak adalah multifaktor dan pada akhirnya itu didasarkan pada studi dan pengalaman.

Lalu, apakah booster vaksin Covid-19 berbeda dengan booster vaksin lainnya?

Menurut Abraham, untuk saat ini, antigen protein lonjakan SARS-CoV-2 yang sama digunakan untuk vaksin dan boosternya.

“Namun, ada kemungkinan bahwa seiring waktu, protein lonjakan SARS-CoV-2 akan berubah bentuk atau cukup bermutasi, sehingga booster dengan antigen strain yang diperbarui akan diperlukan untuk memperkuat sistem kekebalan untuk mengenali virus mutan” jelas Abraham.

“Skenario ini akan lebih mirip dengan apa yang dilakukan dengan vaksin virus influenza musiman setiap tahun, meskipun kami lebih menganggap vaksin flu sebagai vaksin yang cocok dengan strain dibandingkan dengan booster berkala,” imbuhnya.

Hal ini masih akan memerlukan beberapa tingkat spekulasi, tetapi mengingat bahwa SARS-CoV-2 telah menunjukkan kapasitas yang luar biasa untuk perubahan bentuk dan mutasi, masih belum diketahui apakah kita akan memerlukan booster vaksin Covid-19 terus-menerus secara berkala di masa mendatang.

Vaksin Covid-19 tetap sangat efektif untuk mencegah infeksi parah dan kematian, tetapi Abraham mengingatkan, bahwa vaksin tidak 100 persen efektif untuk menghentikan penularan virus.

Khususnya di daerah dengan tingkat infeksi tinggi karena penyerapan vaksinasi yang rendah, orang yang divaksinasi lebih mungkin terpapar virus dan mendapatkan infeksi terobosan.

“Dengan pemikiran ini, saya berspekulasi bahwa karena varian yang sangat mudah menular, kita akan membutuhkan booster berkala untuk beberapa tahun ke depan. Selama jangka waktu tersebut, menggunakan galur vaksin yang diperbarui mungkin akan lebih bijaksana, karena kita tidak melihat galur vaksin asli lagi—yang mungkin hampir punah,” pungkas Abraham.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/11/23/170500123/apa-efek-booster-vaksin-pada-sistem-kekebalan-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke