Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

CDC Kembali Peringatkan untuk Tidak Gunakan Ivermectin sebagai Obat Covid-19

Peringatan kesehatan ini dikirimkan CDC pada Kamis (26/8/2021).

CDC juga memperingatkan tentang meningkatnya laporan penyakit parah ke sentra ekracunan, yang disebabkan oleh obat yang diyakini dapat mencegah atau menyembuhkan Covid-19.

Ditegaskan kembali, bahwa ivermectin digunakan untuk mengobati parasit seperti cacing dan kutu pada manusia. Selain itu juga digunakan oleh dokter hewan untuk menghilangkan cacing pada hewan besar.

Melansir CNN, selama berbulan-bulan, banyak media konservatif yang berbicara tentang bagaimana ivermectin dapat digunakan untuk mengobati Covid-19. Bahkan, ini telah menjadi topik populer di media sosial.

Ivermectin disebut sebagai "obat ajaib" dalam kongres dengar pendapat. Beberapa pejabat juga menyebutkan hal yang sama. Bahkan, Senator Republik Wisconsin Ron Johnson juga telah menggembar-gemborkan manfaatnya untuk mengobati penyembuhan Covid-19.

CDC mengungkap, sebelumnya resep untuk ivermectin ditulis sekitar 3.600 dalam seminggu. Namun kali ini, meningkat lebih dari sepuluh kali lipat pada minggu 8 Januari, hingga sekitar 39.000 resep ivermectin yang telah ditulis.

"Sejak awal Juli 2021, resep ivermectin untuk rawat jalan kembali meningkat pesat, mencapai lebih dari 88.000 resep dalam pekan yang berakhir 13 Agustus 2021. Ini merupakan peningkatan 24 kali lipat dari baseline pra-pandemi," kata CDC.

GoodRx sebuah perusahaan yang melacak harga obat, telah melihat peningkatan tajam seiring dengan melonjaknya resep ivermectin yang ditulis.

Dari data perusahaan untuk bulan Agustus, sejauh ini mereka telah melihat 20 kali rata-rata peningkatan penulisan resep disbanding pada tahun 2019.

Selain CDC, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) juga telah memperingatkan orang-orang agar tidak menggunakan ivermectin untuk mengobati Covid-19.

“Kamu bukan kuda. Kamu bukan sapi. Serius, untuk semua orang. Hentikan (ivermectin untuk Covid-19,” tulis FDA dalam akun Twitternya.

Dikatakan CDC, panggilan ke pusat kendali racun telah meningkat tiga kali lipat, jika dibandingkan dengan jumlah panggilan terkait obat sebelum pandemi.

Beberapa contoh panggilan tersebut di antaranya, seorang dewasa yang ingin mencegah Covid-19 dan harus dirawat di rumah sakit selama sembilan hari setelah meminum susu formula sapi.

Ada lagi orang lainnya yang membeli pil secara online untuk mengobati infeksi Covid-19, dan membuat mereka dirawat di rumah sakit setelah minum lima tablet sehari selama lima hari.

CDC mengingatkan para dokter, bahwa ivermectin tidak diizinkan atau disetujui untuk digunakan pada pasien Covid-19.

Memang ada dokter yang menyelidiki kemungkinan itu, tetapi uji klinis obat ivermectin tersebut menghasilkan bukti yang tidak cukup untuk mengobati Covid-19.

Para ilmuwan perlu melakukan lebih banyak uji klinis untuk melihat, apakah itu benar-benar bekerja untuk mengobati penyakit.

Overdosis obat ivermectin dapat menyebabkan masalah perut, kerusakan saraf, kejang, disorientasi, koma, dan kematian.

Demikian juga halnya di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan 5 Organisasi Profesi Kedokteran yang menyusun panduan pengobatan Covid-19, belum memasukkan Ivermectin ke dalam daftar obat untuk pengobatan pasien Covid-19 di Indonesia.

Sementara itu, seperti yang telah diberitakan Kompas.com sebelumnya, dalam konferensi pers 2 Juli lalu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Penny K. Lukito menegaskan penggunaan Ivermectin untuk indikasi Covid-19 hanya digunakan dalam kerangka uji klinik.

Aturan ini sejalan dengan diterbitkannya Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) terhadap Ivermectin yang telah dikeluarkan oleh Badan POM pada tanggal 28 Juni 2021 lalu.

"Uji klinik ini diperlukan untuk memperoleh data yang valid, bahwa obat (ivermectin) ini memang signifikan dalam mengobati Covid-19," papar Penny.

Penasihat CDC mengingatkan masyarakat, bahwa ketimbang obat, vaksinasi Covid-19 adalah cara paling aman dan paling efektif untuk mencegah sakit dan melindungi dari gejala parah Covid-19, serta kematian.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/08/28/170500923/cdc-kembali-peringatkan-untuk-tidak-gunakan-ivermectin-sebagai-obat-covid

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke