Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Fakta Vaksinasi Covid-19 pada Ibu Hamil yang Perlu Diketahui

Namun, masih banyak pertanyaan terkait vaksinasi Covid-19 pada ibu hamil, termasuk apakah vaksinasi Covid-19 aman diterima oleh ibu hamil?

Dr. Michelle Angelina, M. Biomed, Sp.OG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Primaya Hospital Sukabumi dan dr. Idries Tirtahusada, Sp.OG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Primaya Hospital Bhakti Wara menjelaskan mengenai berbagai hal terkait vaksinasi Covid-19 bagi ibu hamil, yang perlu diketahui masyarakat.

Berdasarkan informasi tersebut, berikut 8 fakta yang berhasil dirangkum oleh Kompas.com terkait vaksinasi pada ibu hamil:

1. Vaksinasi Covid-19 aman bagi ibu hamil

Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) telah memberikan rekomendasi, bahwa pemberian vaksinasi Covid-19 aman digunakan pada ibu hamil.

Dr. Michelle mengatakan bahwa seluruh vaksin yang beredar saat ini, baik yang bersifat inactivated, mRNA atau virus vector seperti Sinovac, Astra Zenca, Moderna, Pfizer, Sinopharm, J&J, dapat digunakan oleh ibu hamil.

"Namun, untuk ibu hamil dengan riwayat alergi terhadap komponen vaksin dan yang sedang mengalami serangan penyakit sistemik parah, tidak diperbolehkan untuk melakukan vaksinasi," jelasnya melalui siaran pers Primaya Hospital yang diterima Kompas.com (8/8/2021).

Ditambahkan dr. Idries, telah dilakukan uji observasi pada 35.000 ibu hamil di berbagai negara terkait vaksinasi Covid-19 dan hasilnya adalah tidak ditemukan dampak buruk bagi ibu hamil.

2. Interval pemberian vaksinasi sama dengan masyarakat pada umumnya

Aturan interval pemberian vaksin dosis pertama dan dosis kedua bagi ibu hamil sama seperti masyarakat pada umumnya, serta disesuaikan dengan jenis vaksin yang diterima.

“Tidak ada perbedaan pemberian jarak interval vaksin bagi ibu hamil dan masyarakat pada umumnya. Dosis pertama dan kedua dilakukan sesuai dengan interval atau jarak pemberian masing-masing vaksin. Misalkan, Sinovac kita berikan dalam jangka waktu 28 hari, sedangkan AstraZeneca diberikan dalam jangka waktu 2 hingga 3 bulan,” ujar dr. Idries.

“Efektivitas vaksin, baik terhadap ibu hamil maupun yang tidak hamil, tentu tergantung dengan jenis vaksin yang diberikan. Sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, efektiviitas vaksin semuanya rata-rata berada di atas 65%,” ujarnya.

4. Vaksinasi diprioritaskan untuk kelompok rentan di atas 35 tahun

Dr. Michelle menambahkan, bahwa seluruh ibu hamil dapat diberikan vaksinasi Covid-19, namun vaksinasi diprioritaskan untuk kelompok yang lebih rentan yaitu berusia di atas 35 tahun, serta ibu hamil dengan komorbid, obesitas, dan yang bekerja sebagai tenaga kesehatan.

Pada pasien yang memiliki riwayat penyakit tertentu, juga direkomendasikan untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum mendapatkan vaksinasi Covid-19.

5. Dianjurkan untuk diberikan pada usia kehamilan 12-33 minggu

Vaksinasi pada ibu hamil dapat dilakukan pada usia kehamilan 12 -33 minggu atau setelah trimester kedua dengan pertimbangan, bahwa trimester pertama merupakan periode pembentukan organ-organ bayi.

6. Ibu hamil harus dalam kondisi prima sebelum menerima vaksinasi

Dr. Idries menekankan bahwa sebelum menerima vaksinasi Covid-19, ibu hamil harus dalam keadaan yang prima, tidak dalam keadaan sakit, mengonsumsi makanan yang bergizi dan minum vitamin kehamilan yang sudah diberikan oleh dokter.

7. Efek samping pasca vaksinasi

Setelah melakukan vaksinasi Covid-19, mungkin ibu hamil akan mendapatkan efek samping ringan hingga sedang, tergantung dari jenis vaksin yang diterima.

"Beberapa jenis vaksin dapat berpotensi menyebabkan reaksi alergi, sehingga penggunaannya dilakukan dengan hati-hati, namun angka kejadiannya jarang terjadi” ujar dr. Michelle.

Namun, jika efek samping yang dirasakan berupa gejala berat seperti demam tinggi, ibu hamil disarankan untuk segera ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang optimal.

8. Antibodi pasca vaksinasi bertahan hingga 6 bulan

Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukan, bahwa antibodi pasca vaksinasi Covid-19 akan bertahan kurang lebih 6 bulan. Setelah itu, tubuh akan tetap memiliki memori kekebalan terhadap virus corona.

“Untuk mendeteksi antibodi pasca vaksinasi Covid-19, ibu hamil dan masyarakat umum dapat melakukan pemeriksaan IgG kuantitatif anti SARS-CoV-2 di laboratorium kesehatan terdekat” ujar dr. Idries.

Namun perlu dicatat, setelah melakukan vaksinasi dan sudah mendapatkan antibodi, ibu hamil juga harus tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah dan makan makanan bergizi.

“Ibu hamil harus menjalankan pola hidup sehat seperti pola makan yang teratur, makan makanan bergizi, minum vitamin, istirahat yang cukup, dan tentunya tetap menjalankan protokol kesehatan sesuai dengan anjuran pemerintah” tambah dr. Idries.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/08/09/200500223/8-fakta-vaksinasi-covid-19-pada-ibu-hamil-yang-perlu-diketahui

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke