Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Panduan Isolasi Mandiri untuk Anak Menurut IDAI

KOMPAS.com – Anak-anak, termasuk bayi, dapat terinfeksi Covid-19. Banyak dari mereka yang tidak menunjukkan gejala atau bergejala ringan seperti demam, kelelahan, dan batuk.

Beberapa anak mengalami sakit yang lebih parah, meski jarang terjadi. Anak-anak yang memiliki kondisi kesehatan tertentu mungkin berisiko lebih tinggi untuk mengalami gejala serius.

Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kondisi medis berikut adalah yang mungkin meningkatkan risiko anak mengalami gejala Covid-19 yang parah:

1. Asma atau penyakit paru-paru kronis

2. Diabetes

3. Kondisi genetis, neurologis, atau metabolis

4. Penyakit sel sabit

5. Penyakit jantung sejak lahir

6. Imunosupresi (sistem kekebalan melemah karena kondisi medis tertentu atau sedang menjalani pengobatan yang melemahkan sistem imun)

7. Kompleksitas medis (beberapa kondisi kronis yang memengaruhi bayak bagian tubuh)

8. Kegemukan atau obesitas

Panduan isolasi mandiri untuk anak

Seperti orang dewasa, anak yang terkonfirmasi positif Covid-19 juga harus menjalani isolasi mandiri di rumah untuk mencegah penularan virusnya.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merilis “Buku Diary Panduan Isolasi Mandiri Anak” yang memuat tips dan cara merawat anak yang positif Covid-19 dan harus menjalani isolasi mandiri.

Dalam dokumen tersebut, IDAI memaparkan 7 syarat isolasi mandiri di rumah bagi anak, yakni sebagai berikut:

1. Tidak menunjukkan gejala

2. Menunjukkan gejala ringan

3. Anak aktif, bisa makan dan minum

4. Menerapkan etika batuk

5. Memantau gejala atau keluhan anak

6. Suhu tubuh diperiksa dua kali sehari (pagi dan malam hari)

7. Lingkungan rumah atau kamar memiliki ventilasi yang baik

Menurut IDAI, orangtua tetap bisa mengasuh anaknya yang positif Covid-19. Sangat disarankan agar orangtua atau pengasuh yang merawat anak adalah yang memiliki risiko rendah terhadap gejala berat Covid-19.

Salah satu yang dibutuhkan anak selama isolasi mandiri dan terjangkit Covid-19 adalah dukungan psikologis dari orangtua.

Dengan dukungan penuh dari lingkungannya, anak yang positif Covid-19 bisa menjalani masa pemulihan dengan baik yang diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhannya.

Selama anak menjalani isolasi mandiri di rumah, orangtua harus terus memantau kondisi anak. Jika anak mengalami gejala-gejala berikut ini, ia membutuhkan penanganan intensif di rumah sakit:

1. Anak banyak tidur

2. Napas cepat

3. Ada cekungan di dada, hidung kembang kempis

4. Saturasi oksigen di bawah 95 persen

5. Demam lebih dari tujuh hari

6. Mata merah, ruam, dan bengkak

7. Kejang

8. Tidak bisa makan dan minum

9. Buang air kecil berkurang

10. Penurunan kesadaran

Jangan lupa untuk menyediakan termoter dan oxymeter di rumah agar suhu tubuh dan kadar saturasi oksigen anak dapat dipantau setiap hari.

Mengenai pemakaian masker selama isolasi mandiri, IDAI menyarankan agar anak yang berusia dua tahun ke atas memakai masker dengan benar.

“Istirahat masker” bisa dilakukan ketika anak berada di ruangan sendiri atau berada pada jarak minimal dua meter dari orang lain di rumah. Selain itu, anak juga tidak perlu memakai masker saat tidur.

Di samping merawat kondisi kesehatan anak selama isolasi mandiri, orang tua juga harus memperhatikan kebersihan rumah.

Menurut IDAI, benda-benda di rumah yang sering disentuh, seperti gagang pintu, keran, toilet, meja, kursi, dan wastafel, harus didisinfeksi secara rutin.

Pembersihan benda-benda tersebut bisa menggunakan campuran air dengan sabun atau cairan disinfektan khusus.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/07/23/160200023/panduan-isolasi-mandiri-untuk-anak-menurut-idai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke