Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ahli IPB: Susu Bukan Obat atau Vaksin, tapi bisa Membantu Tingkatkan Imunitas

Hal ini disampaikan oleh Kepala Divisi Teknologi Hasil Ternak Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Dr Ir Epi Taufik SPt MVPH MSi IPM.

"Susu bukan obat atau vaksin, karena susu adalah bahan pangan (makanan)," kata Epi kepada Kompas.com, Senin (5/7/2021).

Susu, selain mengandung komponen makronutrien seperti protein, karbohidrat dan lemak, juga mengandung mineral, vitamin, dan mikronutrien lainnya.

Sementara, protein susu, sebagaimana protein hewani lainnya, memiliki kandungan asam amino esensial dan nilai biologis atau net protein utilization yang tinggi, yakni mencapai 90 persen dibanding sumber protein lainnya.

Nilai biologis ini juga menunjukkan, presentase protein yang benar-benar diserap dan digunakan oleh tubuh.

Komponen-komponen yang terkandung dalam susu tersebut selain sumber nutrisi juga banyak yang memiliki karakteristik bio-fungsional atau bio-aktif. 

Bio-fungsional atau bio-aktif, artinya komponen (senyawa) asal susu tersebut selain menjadi sumber nutrisi, juga berkontribusi terhadap perbaikan fungsi fisiologis tubuh, sehingga meningkatkan status kesehatan.

Komponen-komponen bioaktif tersebut memiliki fungsi di antaranya sebagai antikanker, antipatogen, anti inflamasi, aktivitas antioksidan, meningkatkan imunitas tubuh, dan lain-lain.

Sehingga, ditegaskan Epi, mengonsumsi susu dalam konteks pola makan sehat dan berimbang, serta sesuai saran penyajian dapat membantu menjaga dan meningkatkan status kesehatan tubuh, termasuk di dalamnya meningkatkan imunitas tubuh terhadap serangan patogen dan virus.

"Oleh karena itu, konsumsi susu dapat membantu menjaga kondisi fisiologis tubuh dan meningkatkan imunitas tubuh untuk mencegah infeksi Covid-19," jelasnya.

Dengan begitu, ia mengatakan bahwa kesadaran masyarakat untuk mengonsumsi susu, juga produk olahan susu lainnya dalam rangka menjaga status kesehatan termasuk imunitas tubuhnya, perlu didukung oleh berbagai pihak terkait.

"Bagi masyarakat (konsumen), teruskan mengonsumsi susu dan protein hewani lainnya (daging, telur), juga protein nabati (sayur, sereal dan buah) sebagai sumber serat yang tidak dimiliki susu dalam rangka melakukan pola makan yang sehat beragam dan seimbang," ujarnya.

Namun demikian, ia juga meminta agar masyarakat lebih cerdas dalam memilah produk dengan membaca label pangan olahan yang ada.

Masyarakat harus membaca dan perlu menimbang angka kecukupan gizi (AKG) per sajian, yang umumnya tercantum dengan jelas pada kemasan-kemasan produk olahan, termasuk presentase kandungan zat gizi tersebut.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2019, tentang Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan untuk masyarakat Indonesia adalah suatu nilai yang menunjukkan, kebutuhan rata-rata zat gizi tertentu yang harus dipenuhi setiap hari bagi hampir semua orang dengan karakteristik tertentu yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, dan kondisi fisiologis, untuk hidup sehat. 

https://www.kompas.com/sains/read/2021/07/05/202500423/ahli-ipb--susu-bukan-obat-atau-vaksin-tapi-bisa-membantu-tingkatkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke