Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bisakah Kita Menghentikan Waktu? Ini Jawaban Para Ahli

KOMPAS.com - Dalam situasi tertentu, msialnya sedang sangat bahagia atau mencegah kecelakaan, kita mungkin berandai-andai punya kemampuan menghentikan waktu.

Banyak buku atau film fiksi ilmiah yang menampilkan karakter dengan kemampuan dapat menghentikan waktu.

Namun dalam dunia nyata, bisakah kita menghentikan waktu?

Dilansir Space.com, Kamis (17/6/2021), menjawab pertanyaan itu, kita perlu menyelami sudut terjauh fisika, filsafat, dan persepsi manusia.

Memahami waktu dari fisika

"Bagi seorang fisikawan, menghentikan waktu tidak terlalu misterius," kata Sean Carroll, fisikawan teoritis di California Institute of Technology kepada Live Science.

"Waktu hanyalah label di berbagai bagian alam semesta. Waktu memberi tahu kita kapan sesuatu terjadi," imbuh Carroll.

Carroll menambahkan, banyak persamaan fisika membuat sedikit perbedaan antara masa lalu, sekarang, dan masa depan.

Albert Einstein pernah menyinggung tentang waktu dalam teori relativitas.

Menurut teori Einstein, waktu diukur dengan jam. Karena bagian-bagian jam harus bergerak melalui ruang, waktu terjerat dengan ruang menjadi konsep yang lebih besar yang dikenal sebagai ruang-waktu yang menopang alam semesta.

Relativitas menunjukkan bahwa waktu bisa menjadi sangat berbeda, tergantung pada seberapa cepat seorang "bergerak" dibanding orang lain.

Sebagai contoh, astronot yang meluncur ke ruang angkasa dengan kecepatan mendekati cahaya, waktu akan terasa berjalan lebih lambat bagi astronot dibanding kita yang ada di Bumi.

Dan seorang astronot yang jatuh ke dalam lubang hitam, yang gravitasi besarnya dapat membelokkan waktu, mungkin juga waktunya relatif melambat dibanding yang lain.

Tapi itu bukan cara untuk menghentikan waktu, kata Carroll.

Dua jam mungkin berbeda dalam relativitas, tetapi masing-masing masih akan merekam perjalanan waktu umum dalam kerangka referensi mereka sendiri.

"Jika Anda mendekati lubang hitam, Anda tidak akan melihat sesuatu yang berbeda," kata Carroll.

"Apa yang Anda lihat sama seperti jam tangan, waktu akan berlalu setiap detik."

Bagi Carroll, tidak masuk akal tentang menghentikan waktu.

Kita tahu bahwa sebuah mobil bergerak karena pada momen yang berbeda sudah berada di lokasi yang berbeda.

"Gerakan berubah terhadap waktu, jadi waktu itu sendiri tidak bisa bergerak."

Dengan kata lain, jika waktu berhenti, semua gerakan juga akan berhenti.

Sementara pada kisah fiksi sains, karakter yang dapat menghentikan waktu sebenarnya menimbulkan banyak pertanyaan.

"Apakah Anda menghentikan udara agar tidak bergerak?" tanya Carroll.

"Karena jika demikian, maka Anda terpenjara oleh udara."

Karakter penghenti waktu juga kemungkinan besar tidak dapat melihat apa pun, tambahnya, karena sinar cahaya tidak akan lagi mencapai bola mata mereka.

"Tidak ada skenario yang konsisten di mana waktu berhenti."

Memahami waktu dari kacamata filsafat dan persepsi manusia

Waktu lebih dari sekadar sesuatu yang dibaca pada jam. Itu juga perasaan yang kita miliki di kepala dan tubuh kita, serta ritme alami dunia.

"Memikirkan kesan subjektif dari waktu menjadi menarik," kata Craig Callender, seorang filsuf yang mengkhususkan diri dalam waktu di University of California, San Diego, kepada Live Science.

Pertanyaannya kemudian menjadi, apa hubungan antara persepsi kita tentang waktu dan waktu yang dibicarakan oleh fisikawan?

Callender telah menulis sejumlah buku yang mencoba untuk mengeksplorasi hubungan antara keduanya, dan belum ada banyak konsensus jawaban akhirnya.

Mengenai aliran waktu, Callender menyukai kalimat yang berbunyi "tidak ada yang mengalir, tetapi kisah tentang diri Anda mengalir."

Dan apa yang dia yakini tentang kemungkinan menghentikan waktu?

"Jika kita memikirkan perasaan subjektif kita tentang waktu, maka kita dapat menghentikan sebagiannya dengan chronostasis," kata Callender.

"Tapi itu mungkin yang paling dekat yang bisa kita lakukan."

Chronostasis (dari bahasa Yunani , chrónos, "waktu" dan , stásis, "berdiri") adalah ilusi di mana kesan pertama setelah saccade (gerakan mata cepat) tampaknya diperpanjang dalam waktu.

Versi yang paling terkenal dari ilusi ini adalah ilusi jam-berhenti, di mana gerakan pertama jarum detik pada jam analog, mengikuti arah perhatian orang ke jam, tampaknya membutuhkan waktu lebih lama daripada gerakan berikutnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/06/18/100200523/bisakah-kita-menghentikan-waktu-ini-jawaban-para-ahli

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke