Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[POPULER SAINS] Prakiraan Cuaca, Potensi Banjir | WHO Ubah Penamaan Varian Covid-19

KOMPAS.com - Sejak kemarin, BMKG telah mengeluarkan prakiraan cuaca di Indonesia. Hingga besok, sejumlah wilayah berpotensi mengalami hujan lebat yang bisa memicu banjir.

Ini adalah salah satu berita terpopuler Sains Kompas.com edisi Selasa, 1 Juni 2021.

Berita populer lainnya, WHO mengubah nama varian Covid-19 dengan alfabet Yunani. Apa alasannya?

Berita 6 hewan penghuni laut dalam dan obat alami untuk sakit tenggorokan juga sayang untuk dilewatkan.

Berikut ulasannya:

Berdasarkan hasil analisis BMKG, potensi curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat diakibatkan oleh berbagai kondisi atmosfer.

Berbagai kondisi atmosfer itu antara lain: perkembangan siklon tropis, awan konvektif, gelombang Kelvin, gelombang Rossby ekuatorial, perlambatan dan belokan angin.

Sementara untuk 2 hari ke depan (1-2 Juni 2021) berdasarkan Prakiraan Cuaca Berbasis Dampak banjir atau bandang dengan kategori waspada perlu diwaspadai di wilayah sebagai berikut:

  • Aceh
  • Sumatera Selatan
  • Jawa Barat
  • Kalimantan Tengah
  • Kalimantan Barat
  • Kalimantan Utara
  • Sulawesi
  • Tengah Papua

Jika Anda ingin mengetahui wilayah terdampak dengan Skala Kabupaten-Kecamatan, silakan untuk dapat diakses di laman web https://signature.bmkg.go.id/

Baca selengkapnya di sini:

BMKG: Berikut Daftar 8 Wilayah Berpeluang Banjir hingga Besok

Semakin banyak varian virus corona baru yang bermunculan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akhirnya beri nama baru varian-varian ini menggunakan alfabet Yunani.

Pada Senin (31/5/2021), secara resmi WHO menetapkan label baru untuk varian utama virus corona, alih-alih publik dapat merujuk di mana varian itu pertama kali terdeteksi, tapi varian ini justru diberi nama alfabet Yunani.

"Tidak ada negara yang harus distigmatisasi untuk mendeteksi dan melaporkan varian," tulis Maria Van Kerkkhove, kepala teknis WHO untuk tanggap Covid-19, dalam unggahannya di Twitter seperti dilansir dari CNN, Selasa (1/6/2021).

Penggunaan alfabet Yunani sebagai nama baru varian virus corona, seperti dilabelkan pada varian B.1.1.7 yakni varian virus corona yang kali pertama terdeteksi di Inggris, diberi nama Alfa, dan varian Afrika Selatan (B.1.351) dilabeli sebagai Beta.

Baca selengkapnya di sini:

WHO Beri Nama Baru Varian Virus Corona Gunakan Alfabet Yunani

Zona laut dalam berada di kedalaman lebih dari 4.000 meter di bawah permukaan air laut. Zona ini sangat besar dan merupakan ekosistem terbesar yang ada di bumi.

Organisme yang hidup di zona bathial hingga zona abisal hidup di kegelapan tanpa cahaya matahari sama sekali.

Namun, beberapa organisme di zona ini bisa menciptakan cahaya sendiri.

Cahaya ini berasal dari plankton yang dimakan oleh ikan laut dalam. Berpendarnya cahaya dari plankton tersebut disebut bioluminesensi.

Karena ekosistem yang unik dan sangat berbeda dengan kondisi laut dangkal apalagi dengan daratan, laut dalam memiliki ikan yang unik dan berbeda.

Ada apa saja di laut dalam? Baca selengkapnya di sini:

6 Hewan Penghuni Laut Dalam, Ada yang Hidup Di Indonesia

Sakit tenggorokan diikuti dengan beberapa gejala umum, seperti rasa nyeri, gatal, dan panas di tenggorokan.

Rasa nyeri akibat sakit tenggorokan bisa bertambah parah ketika menelan makanan atau minuman.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk meredakan gejala-gejala tersebut, salah satunya adalah mengonsumsi bahan-bahan alami yang kandungannya ampuh untuk mengobati sakit tenggorokan.

Setidaknya ada 8 jenis bahan alami yang bisa mengurangi sakit tenggorokan, dari madu hingga bawang putih. Baca selengkapnya di sini:

8 Obat Alami untuk Sakit Tenggorokan, Bisa Pakai Bawang Putih

https://www.kompas.com/sains/read/2021/06/02/070100623/populer-sains-prakiraan-cuaca-potensi-banjir-who-ubah-penamaan-varian

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke