Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pasien Long Covid Pulih Setelah Disuntik Vaksin Covid-19, Studi Jelaskan

KOMPAS.com- Long Covid menjadi momok yang ditakutkan bagi pasien yang telah sembuh dari Covid-19. Sebuah studi kecil menunjukkan setelah disuntik vaksin Covid-19, kesehatan pasien long Covid kembali pulih.

Vaksin Covid-19 disebut dapat menjadi harapan baru bagi mereka yang mengalami gejala long covid pascainfeksi.

Studi menemukan bahwa vaksin Covid-19 yang diberikan pada mereka dengan long covid, memberi harapan untuk pulih sepenuhnya dari penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus corona.

Dilansir dari ABC, Kamis (25/3/2021), Mary Bempeki telah terinfeksi Covid-19 pada Maret 2020 lalu. Namun, setelah dua minggu tertular, saat kondisi sebagian besar pasien Covid-19 mulai membaik, kesehatannya malah memburuk.

"Saya mulai mengalami gejala neurologis. Saya mengalami sakit perut, tremor internal, mata merah dan bengkak," kata dia.

Setahun berlalu, namun gejala long Covid atau Covid berkepanjangan masih menghantui dan dialaminya.

Long Covid adalah sebuah fenomena yang dialami oleh sekitar 60 persen orang yang terinfeksi virus corona, menurut penelitian baru di Indonesia.

Sebagian besar pasien Covid-19, kesehatan mereka akan pulih sekitar 14 hari, namun bagi mereka yang mengalami long covid, maka akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk sembuh sepenuhnya.

Umumnya, gejala yang dialami atau dilaporkan pasien long Covid ini adalah kelelahan, sesak napas dan tidak dapat berkonsentrasi untuk waktu lama setelah tertular virus.

Hingga saat ini, peneliti medis masih belum banyak mengetahui tentang fenomena long covid, dan mengapa beberapa orang bisa mengalaminya.

Vaksin Covid-19 memulihkan long Covid

Beberapa hari setelah disuntik vaksin Covid-19, Mary mengaku bahwa gejala long Covid yang dialaminya hampir menghilang.

Selama setahun, long Covid yang dialaminya telah memengaruhi kesehatannya dengan gejala seperti kelelahan, ginjal yang bermasalah, gusi berdarah dan gejala aneh lainnya.

Namun, Mary, salah satu pasien long Covid, mengaku kesehatannya berangsur pulih, setelah dia menerima suntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Dalam sebuah studi di Inggris, yang belum ditinjau atau diterbitkan dalam jurnal, telah menuntukkkan penemuan yang menarik.

Terutama bagi para 'long hauler' istilah untuk menyebut mereka yang mengalami efek panjang pascainfeksi Covid, atau istilah lain dari long Covid.

Studi ini diikuti sejumlah kecil responden, dilakukan untuk melacak kesehatan orang yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19.

"Kami memperhatikan banyak pasien yang ragu menerima vaksin. Hal ini cukup mengejutkan, karena kami pikir mereka sangat ingin mendapatkannya," kata Dr Fergus Hamilton, salah satu peneliti dari University of Bristol.

"Kami mencatat mereka sangat khawatir. Mereka pernah tidak sehat sebelumnya, mengalami gejala yang cukup dramatis, dan menganggap kami hanya memberi mereka hal yang sama," imbuhnya.

Dalam studi itu menyebutkan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan vaksin virus corona yang tersedia saat ini, dapat memperburuk gejala long Covid, kualitas hidup atau kesehatan mental mereka.

Bahkan, penelitian ini tampaknya telah memberi kemungkinan menarik, bahwa vaksin mungkin telah membantu mengurangi atau menghilangkan gejala yang dialami pasien long Covid.

Kendati demikian, Dr Hamilton memperingatkan jika ukuran sampel dalam studi yang dilakukannya itu masih dalam skala kecil, dan kurang tinjauan dari akademisi lain.

"Jika Anda seorang yang optimis, Anda akan menyatakan ini temuan yang bagus dan menarik," kata dia.

Studi pengaruh vaksin Covid-19 pada pasien long Covid, yang dilakukan peneliti Inggris adalah studi pertama dilakukan.

Kendati demikian, Dr Vanessa Bryant dari Walter and Eliza Hall Institute of Medical Research sepakat bahwa terlalu dini untuk membuat kesimpulan apapun terkait temuan ini.

"Kita sudah mulai menggabungkan studi ini dengan bukti lain, dan disusul penelitian yang lebih besar. Kita masih berada di fase awal dalam long Covid," jelas Dr Bryant.

Meski masih terlalu dini untuk menyimpulkan temuan ini, namun ada beberapa hipotesis yang mungkin terjadi.

Salah satunya, teori tentang tubuh sebagai tempat penampungan virus, di mana fragmen virus berkeliaran setelah tertular dan memicu sistem kekebalan untuk melawan terus-menerus.

"Sistem kekebalan mungkin sudah bekerja lama, untuk hal yang tidak perlu, meskipun pada dasarnya ancaman sudah berakhir," jelas Dr Bryant.

Jika demikian, vaksin Covid-19 berpotensi membersihkan reservoir tersebut yang memberi dampak pada gejala long Covid. Akan tetapi, mungkin saja vaksin juga sama sekali tidak membantu, dan itu hanya efek plasebo, sehingga kesehatan pasien pulih secara alamiah.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/03/25/170300623/pasien-long-covid-pulih-setelah-disuntik-vaksin-covid-19-studi-jelaskan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke