5 Fakta Gempa Jepang, Guncang Fukushima di Dekat Lokasi Tsunami 2011

KOMPAS.com- Jepang diguncang gempa bumi besar berkekuatan M 7,1, Sabtu (13/2/2021) tengah malam. Lokasi gempa berada di prefektur Fukushima dan tak jauh dari bekas lokasi tsunami 2011 lalu.

Seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (14/2/2021), melansir Japan Times, pusat gempa bumi berada di kedalaman 60 km, di lepas pantai prefektur Fukushima, tepat pukul 23.08 waktu setempat.

Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda peringatan tsunami, mengingat skala kekuatan gempa tersebut cukup besar yakni mencapai 7,1 magnitudo.

Seperti dilaporkan New York Times, pusat gempa berada di dekat lokasi gempa bumi dahsyat yang pernah melanda Jepang hampir 10 tahun lalu, yang dampaknya meruntuhkan tiga reaktor nuklir di wilayah Fukushima.

Bencana yang dikenal sebagai Gempa Tohoku itu juga memicu tsunami besar yang meluluh lantakkan wilayah tersebut.

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono memberikan analisis tentang gempa Jepang yang melanda prefektur Fukushima tersebut.

Berikut 5 fakta gempa Jepang yang kembali melanda Fukushima, di lokasi yang tak jauh dari gempa dahsyat 10 tahun lalu.

1. Dijuluki gempa 'ulang tahun ke 10'

Daryono mengatakan gempa besar ini mendapat julukan 'gempa ulang tahun tahun ke-10. Sebab, masih teringat bencana gempa bumi dahsyat yang terjadi pada 11 Maret 2011 lalu.

"Peristiwa gempa Jepang kala itu terjadi dengan magnitudo 9,0 yang memicu tsunami dahsyat dan menelan korban jiwa lebih dari 18.000 orang meninggal," kata Daryono saat dihubungi Kompas.com, Minggu (14/2/2021).

2. Tidak berpotensi tsunami

Meskipun gempa Jepang ini berpusat di laut, tetapi karena kedalaman hiposenternya mendekati intermediate atau menengah, yakni sekitar 54 km, sehingga gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami.

"Karena magnitudo gempa yang cukup besar dengan hiposenternya yang relatif 'dalam' menyebabkan spektrum guncangan kuat yang ditimbulkan melanda wilayah yang luas mencapai Kota Tokyo," jelas Daryono.

3. Kerusakan bangunan relatif ringan

Hal menarik dari gempa Fukushima Jepang ini, kendati berkekuatan mencapai M 7,1, namun dampak gempa tersebut hanya menimbulkan kerusakan ringan.

"Karena seluruh bangunan di Jepang saat ini, sudah didesain sesuai dengan aturan bangunan tahan gempa yang diberlakukan pemerintah setempat," ungkap Daryono.

Selain menimbulkan kerusakan ringan dan listrik padam, gempa ini memicu longsoran. Akibanya, menyebabkan 100 orang menderita luka-luka.

"Patut disyukuri, tidak ada korban meninggal dalam peristiwa gempa besar ini," imbuhnya.

4. Rangkaian gempa dari 11 Maret 2011

Daryono menyebutkan bahwa gempa bermagnitudo 7,1 yang terjadi Sabtu tengah malam, masih merupakan rangkaian gempa susulan atau aftershocks dari gempa utama yang terjadi pada 11 Maret 2011 lalu, yang menyebabkan bencana tsunami dahsyat di prefektur Fukushima.

"Gempa Jepang ini ibarat menuntaskan urusan yang belum selesai secara keseluruhan saat peristiwa gempa besar pada tahun 2011," kata Daryono.

Lebih lanjut Daryono menjelaskan bahwa setelah terjadi deformasi yang hebat di zona megathrust pada 11 maret 2011, tampaknya pada bagian slab lempeng yang menunjam lebih dalam, masih menyimpan medan tegangan yang terakumulasi.

"Medan tegangan itu belum rilis (muncul), sehingga baru dilepaskan dalam bentuk gempa besar tadi malam," imbuh Daryono.

5. Gempa susulan memakan waktu lama

Aftershocks atau gempa susulan, kata Daryono, tidak dapat dibatasi secara sempit dalam waktu yang relatif singkat, pascagempa kuat terjadi.

Akan tetapi, proses membangun keseimbangan medan magnet di zona gempa bumi dapat memakan waktu yang cukup lama.

Daryono menambahkan saat terjadi gempa bumi di Fukushima, tengah malam tadi, sistem peringatan dini gempa yakni Earthquake Early Warning System (EEWS) yang dioperasikan di Jepang bekerja dengan baik.

"Sistem ini bertujuan untuk mengurangi risiko gempa bumi (gempa Jepang), baik untuk evakuasi dan respons instrumen," kata Daryono.