Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gunung Semeru Meletus, Awan Panas Guguran Terjadi sejak 1 Januari

KOMPAS.com - Gunung Semeru yang terletak di wilayah Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengalami erupsi pada Sabtu (16/1/2021) pukul 17.24 WIB.

Saat kejadian, Gunung Semeru mengeluarkan awan panas guguran (APG) sejauh 4,5 kilometer.

Menurut Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana dan Geologi (PVMBG), guguran awan panas (APG) sudah terjadi sejak 1 Januari 2021.

Berikut data PVMBG sejak awal Januari hingga hari ini dikutip dari siaran pers yang diterima Kompas.com, Minggu (17/1/2021).

Gunung Semeru memiliki tipe strato dengan kubah lava. Puncak tertinggi Gunung Semeru, Mahameru, berada di ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Secara administratif, Gunung Semeru terletak di Kabupaten Malang dan Lumajang, Provinsi Jawa Timur.

Menurut PVMBG, aktivitas Gunung Semeru saat ini terdapat di Kawah Jonggring Seloko, yang terletak di sebelah tenggara puncak Mahameru yang terbentuk sejak 1913.

Seperti diberitakan sebelumnya, erupsi Gunung Semeru sangat khas. Umumnya memiliki tipe vulkanian dan strombolian, berupa penghancuran kubah atau lidah lava, serta pembentukan kubah lava atau lidah lava baru.

"Penghancuran kubah atau lidah lava mengakibatkan pembentukan awan panas guguran yang merupakan karakteristik dari Gunung Semeru," tulis PVMBG dalam rilisnya.

Data pemantauan

1. Visual

Selama periode 1 hingga 15 Januari 2021, visual gunung Semeru beragam, dari terlihat jelas hingga tertutup kabut.

"Erupsi masih berlangsung tidak menerus, tetapi umumnya kolom erupsi tidak teramati karena tertutup kabut," papar PVMBG.

Selain itu, PVMBG juga mengamati adanya asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 200 meter dari puncak.

Untuk cuaca, terpantau cuaca cerah hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut, timur, selatan, dan barat daya.

"Suhu udara sekitar 21-31 derajat Celsius," imbuh PVMBG.

Dalam catatan PVMBG, pada 1 Januari 2021 pukul 14.58 WIB sudah terjadi awan panas guguran.

Namun karena saat itu gunung tertutup kabut, jarak luncuran dan arah luncuran tidak dapat teramati.

Setelah itu, selama periode 1-15 Januari 2020 teramati aktivitas guguran lava pijar dengan jarak luncur 500-1.000 meter arah Besuk Kobokan.

Kolom asap letusan teramati dengan ketinggian 200-300 meter dengan warna asap putih tebal dan condong ke arah utara.

Sinar api teramati setingi 10 meter di atas puncak.

"Pada tanggal 16 Januari 2021 pukul 17:24 WIB kembali terjadi awan panas guguran dengan jarak luncur 4 kilometer ke arah Besuk Kobokan," tulis PVMBG.

Aktivitas guguran lava juga terjadi dengan jarak luncur antara 500-1000 meter dari Kawah Jongring Seloko ke arah Besuk Kobokan.


2. Kegempaan

Jumlah dan jenis gempa yang terekam periode 1 hingga 15 Januari 2021 didominasi oleh gempa guguran, gempa letusan, gempa hembusan, dan getaran tremor harmonik.

Untuk gempa-gempa vulkanik, yakni gempa vulkanik dalam dan vulkanik dangkal terekam dengan jumlah rendah.

Selama periode pengamatan terekam gempa, awan panas guguran terjadi sebanyak satu kali, sedangkan getaran banjir terekam sebanyak 14 kejadian.

"Pada tanggal 16 Januari 2021 pukul 17:24 WIB, terekam gempa Awan Panas Guguran dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi durasi 4287 detik," tulis PVMBG.

Analisis

Usai kejadian guguran awan panas guguran pada 1 Desember 2020, secara visual Gunung Semeru menunjukkan masih tingginya kejadian guguran lava pijar dengan jarak luncur berkisar antara 500-1000 meter arah Besuk Kobokan.

Sedangkan Awan Panas Guguran masih teramati sebanyak 1 kejadian.

Kegempaan masih berfluktuatif, didominasi oleh gempa-gempa permukaan.

Jumlah kejadian gempa Guguran, gempa Letusan, gempa Hembusan, dan getaran Tremor Harmonik dalam periode ini masih tinggi, hal ini mengindikasikan pergerakan magma ke permukaan masih terjadi.

Jumlah kejadian getaran banjir mulai meningkat, mengindikasikan mulai meningkatnya kejadian lahar di aliran Besuk Kobokan seiring meningkatnya curah hujan di wilayah ini.

Potensi bahaya

Potensi ancaman bahaya erupsi Gunung Semeru berupa lontaran batuan pijar di sekitar puncak.

Sedangkan material lontaran berukuran abu dapat tersebar lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin.

Potensi ancaman bahaya lainnya berupa awan panas guguran dan guguran batuan dari kubah atau ujung lidah lava ke sektor tenggara dan selatan dari puncak.


"Jika terjadi hujan dapat terjadi lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak," kata PVMBG.

Saat ini arah luncuran awan panas dan guguran mencapai jarak luncur maksimum 4 kilometer ke sektor tenggara dan selatan dari puncak.

Selain itu dapat terjadi lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak.

Berdasarkan hasil pemantauan visual dan instrumental, serta potensi ancaman bahaya nya, maka tingkat aktivitas Gunung Semeru masih ditetapkan pada Level II (Waspada).

Rekomendasi

Dalam status Level II (Waspada), diimbau agar masyarakat, pengunjung, wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 1 kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 4 kilometer arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara.

PVMBG juga mengimbau untuk mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/01/17/180300523/gunung-semeru-meletus-awan-panas-guguran-terjadi-sejak-1-januari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke