Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cara Mengatasi Batuk dan Pilek pada Bayi

Gejala-gejala tersebut sebenarnya merupakan respon tubuh untuk melawan penyakit.

Dr. Rosary, Sp.A, Dokter Spesialis Anak RS Pondok Indah mengatakan, batuk merupakan refleks fisiologis anak dan upaya tubuh untuk membersihkan saluran napas dan paru-paru dari mikroorganisme, lendir, dan benda asing.

Biasanya, pemberian obat hanya ditujukan untuk menghentikan gejala batuk.

Memang gejala batuk menimbulkan ketidaknyamanan pada anak, misalnya tenggorokan terasa nyeri dan gatal, ada dahak yang kental, dan terkadang demam.

Oleh karena itu, hidrasi penting dilakukan, yaitu dengan memberikan cairan yang cukup kepada si kecil. Pada bayi diberikan ASI, pada anak yang lebih besar diberikan banyak minum air hangat.

“Asupan cairan yang cukup dapat membantu menurunkan suhu, mengurangi keluhan gatal tenggorok, dan mengencerkan dahak yang kental,” kata dr. Rosary.

Dr. Rosary melanjutkan, ada beberapa gejala mengkhawatirkan yang perlu diperhatikan dan sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter, antara lain adalah:

• Ada demam tinggi atau sulit turun
• Napas tampak cepat atau sesak
• Batuk yang sering atau sulit berhenti
• Anak tampak lemas
• Sulit untuk memberikan cairan yang cukup, dan
• Nyeri telinga atau keluar cairan dari telinga.

Dalam mengatasi batuk dan pilek yang penting dilakukan adalah mencari penyebabnya. Penyebab tersering infeksi saluran napas adalah virus, yang biasanya bersifat swasirna, yaitu akan membaik secara alamiah.

Itu berarti, batuk dan pilek yang disebabkan virus akan sembuh sendiri setelah virus itu mati.

Penanganan penyakit batuk pilek pada anak saat ini, yang aman hanya tindakan suportif berupa hidrasi dan nasal saline (mencuci hidung menggunakan larutan salin).

Apabila anak demam, selain banyak minum, dapat juga dilakukan kompres hangat. Pemberian parasetamol dapat diberikan apabila demam tinggi dan menyebabkan anak tidak nyaman,

Sedangkan, penggunaan obat batuk dan pilek yang beredar bebas, belum sepenuhnya teruji efektivitasnya pada anak.

Pemilihan jenis obat harus dilakukan oleh dokter spesialis anak dengan mempertimbangkan antara manfaat dan risiko yang mungkin terjadi.

“Oleh karena penyebab infeksi saluran napas sebagian besar disebabkan oleh virus, maka sebagian besar infeksi saluran napas atas tidak memerlukan antibiotik. Ini karena antibiotik tidak dapat membunuh virus,” jelas dr. Rosary.

Ia melanjutkan, pemberian antibiotik dapat dipertimbangkan pada sebagian kecil infeksi saluran napas, misalnya apabila anak mengalami pneumonia, infeksi telinga, dan infeksi rongga sinus.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari infeksi saluran napas secara umum adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga tidak mudah terkena penyakit infeksi.

Peningkatan daya tahan tubuh ini dapat dicapai dengan pola makan yang optimal dan bergizi, juga cukup istirahat.

Dr. Rosary mengingatkan, infeksi saluran pernapasan cukup mudah menular, sehingga penting untuk menerapkan etika batuk dan pilek, ketika ada anggota keluarga yang sakit.

“Tutupi hidung dan mulut dengan lengan pada saat bersin atau batuk. Jangan tutupi dengan telapak tangan, karena apabila kemudian kita bersalaman atau memegang benda, virus penyebab selesma akan berpindah dan dapat menulari orang lain,” jelasnya.

Selain itu, biasakan mengenakan masker apabila sedang batuk dan pilek, juga sering mencuci tangan dengan sabun.

Hal penting lainnya adalah, hindari paparan asap rokok, karena asap rokok dapat mengganggu fungsi pembersihan lendir dari saluran.

Jangan lupa melakukan vaksinasi pada anak untuk menghindari infeksi saluran napas yang lebih berat, seperti pneumonia dan influenza.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/01/13/200552623/cara-mengatasi-batuk-dan-pilek-pada-bayi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke